Masyarakat Manggarai NTT pada umumnya sangat memperhatikan Pendidikan putera/puterinya meskipun dengan segala keterbatasan ekonomi yang dimiliki. Bagi orang tua Pendidikan sang anak tetap nomor satu, sehingga apapun kondisi keuangan orang tua selalu punya cara untuk mengantarkan cita-cita sang anak sampai kepada tujuan. Bukan tanpa alasan namun karena begitu besar cinta dan kasih orang tua terhadap anak, sehingga diharapkan dengan memberikan Pendidikan yang tinggi seorang anak dapat merasakan kehidupan yang jauh lebih baik dari kehidupan mereka (Orang tua) saat ini. Sebuah keinginan yang sederhana dari orang tua untuk mengasihi anak-anaknya.
Kembali ke judul tulisan, di Manggarai NTT ketika seorang anak hendak melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi namun orang tua mengalami kendala pada dana, maka diadakan acara pesta sekolah yang bertujuan untuk mengumpulkan dana dan sebagai bentuk dukungan masyarakat Manggarai dalam meraih cita-cita sang anak. Budaya pesta sekolah sudah menjadi tradisi bagi beberapa kalangan masyarakat Manggarai pada umumnya, yang memiliki masalah finansial. Para tamu undangan yang hadir setidaknya menyiapkan uang paling sedikit 200.000 ribu per orang atau per kepala keluarga. Hasil dari pengumpulan dana tersebut bisa mencapai puluhan juta. Uniknya uang yang disiapkan dari para tamu undangan bukan hanya uang untuk berjabat tangan saja, tetapi ada uang tambahan lainnya seperti uang rokok, uang tuak reis, uang sate, dan uang bir, yang wajib dibeli oleh para tamu undangan yang hadir.
Pesta sekolah biasanya diadakan setelah sang anak sudah mengikuti ujian sekolah dan puncaknya mulai pertengahan Maret sampai bulan Juni atau sebelum mulai kuliah. Beberapa waktu yang lalu saya telepon ke kampung dan sudah ada beberapa undangan yang sudah dibagikan ke rumah. Artinya dalam bulan ini ada beberapa acara pesta sekolah yang harus dihadiri untuk mendukung bersama ''Tegi campe agu momang.'' ''Tegi campe agu momang.'' Artinya 'memohon bantuan dan belas kasih' yang kerap kali muncul sebagai tema di setiap undangan pesta sekolah yang dibagikan kepada masyarakat. Tentunya acara tersebut sebagai wujud rasa solidaritas masyarakat dalam membantu meringankan beban biaya Pendidikan. Besar kecilnya hasil dana yang terkumpul tergantung seberapa sering si pembuat acara menghadiri undangan ke berbagai tempat. Ada hukum tabur tuai karena pesta sekolah sama seperti acara arisan, bergilir dan bergantian. Semakin sering kita menghadiri undangan, maka semakin banyak tamu undangan yang hadir ke acara kita sendiri, dan tentunya akan berpengaruh juga terhadap hasil dari pada pengumpulan dana tersebut.
Persatuan dan kesatuan masyarakat Manggarai NTT dalam memberikan doa dan dukungan dalam bidang Pendidikan memang sangat tinggi. Oleh karena itu ada beban dan tanggung jawab dari sang anak dalam menempuh pendidikannya harus benar-benar dijalankan dengan serius. Kenapa? Karena ada keluarga dan masyarakat yang sudah memberikan bantuan dan dukungan setinggi-tingginya, sehingga amanah tersebut harus dijaga dijalankan dengan baik. Tidak hanya itu sang anak juga diharapkan bahwa tujuan kuliah bukan sekedar untuk bergaya tetapi untuk merubah nasib masa depan jadi lebih baik.
Budaya pesta sekolah adalah cerminan bahwa masalah ekonomi masih menjadi faktor utama dalam menangani biaya Pendidikan. Apalagi di daerahku hanya mengandalkan hasil padi dan perkebunan yang sering kali tidak memberikan hasil yang stabil setiap tahun. Belum lagi selama dua tahun terakhir ini dilanda covid dan musim kering yang panjang karena adanya perbaikan irigasi yang cukup lama. Lengkap sudah penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat setempat. Namun meskipun demikian, perjuangan dari orang tua dan dukungan dari sekelompok masyarakat mampu mengantarkan cita-cita sang anak dengan baik, dan tentunya ada doa dan harapan yang mendalam dari segenap keluarga dan masyarakat bahwa kelak sang anak pun pulang dengan kabar yang menggembirakan.
Barangkali jika budaya pesta sekolah ini tidak ada di Manggarai NTT mungkin saja sampai saat ini sudah banyak anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu mengalami putus sekolah. Tetapi karena banyaknya jalan menuju Roma, masalah biaya Pendidikan tersebut masih bisa diatasi sedikit dengan adanya budaya pesta sekolah. Persatuan masyarakat Manggarai NTT memang patut diacungin jempol karena sikap peduli dan solidaritas terhadap Pendidikan dan sesama masih dijunjung tinggi hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H