Lihat ke Halaman Asli

Yuliana Lufi Prakosa

Mahasiswi Kesehatan Masyarakat

Hebat! Mahasiswa UNDIP Bangkitkan Potensi Desa Bersama Masyarakat Melalui Promosi Digital

Diperbarui: 22 Desember 2021   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambutan CEO Exovillage, Anjar Budiani, dalam pembukaan Pelatihan Kader Desa (Sumber: Penulis)

BANTUL-Tak terasa hampir dua tahun sejak kehadiran pandemi COVID-19 yang membuat kita harus merubah beberapa perilaku yang bahkan sebelumnya jarang kita lakukan. Memakai masker, menjaga jarak, sering mencuci tangan bahkan imbauan untuk tidak berkumpul selalu digaungkan demi saling menjaga antar sesama. Semua sektor kehidupan yang saling berkaitan tak luput dari pengaruh pandemi ini. Salah satunya, kemerosotan ekonomi yang nyata terasa oleh masyarakat di Indonesia. Tidak sedikit dari perusahaan mengurangi jumlah pegawai demi beradaptasi dari guncangan pandemi. Hal ini membuat masyarakat harus memutar otak untuk tetap hidup dan menghidupi keluarga dengan segala keterbatasannya.

Pandemi ini membuat orang tak bisa sembarangan keluar rumah. Pembatasan mobilitas membuat masyarakat memilih tetap di rumah sebagai langkah untuk meminimalisir penyebaran virus. Bermacam-macam kegiatan dilakukan untuk mengisi waktu mereka, seperti berkomunikasi secara daring hingga alat komunikasi menjadi hal yang vital semenjak adanya pandemi. Selain terhubung melalui telepon, komunikasi juga dihubungkan dengan internet. Internet menjadi salah satu hal yang dapat menggerakkan informasi dari tempat satu ke tempat lainnya, dari waktu yang dulu hingga waktu yang sekarang. Didukung dengan alat komunikasi yang mumpuni, semua orang bisa mengakses segala hal yang dibutuhkan dalam sebuah genggaman. Internet menjadi salah satu peluang yang dapat menguntungkan jika penggunaannya bijak.

Hal ini menginisiasi mahasiswa dari Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik untuk mengajak masyarakat bangkit dari segala keterpurukan akibat pandemi. Dengan membawakan tema "Pemetaan Potensi Desa dalam Upaya Pencapaian SDG's", mahasiswa Universitas Diponegoro mengajak masyarakat untuk mengenali promosi digital. KKN Tematik ini bekerja sama dengan Exovillage, sebuah platform yang menyediakan berbagai informasi mengenai desa-desa yang ada di Indonesia. Informasi yang dihadirkan mencakup potensi desa, seperti destinasi wisata, produk lokal (UMKM), kuliner, dan sebagainya. Potensi tersebut dikemas dalam bahasa yang menarik sebagai wujud promosi sebuah desa. Dengan branding yang baik, sebuah desa akan memiliki daya tarik tersendiri untuk calon wisatawan sehingga meningkatkan jumlah kunjungan dan perekonomian desa tersebut. 

Penyampaian materi  storytelling oleh mahasiswa UNDIP (Sumber: Penulis)

 Sebanyak 584 peserta KKN Tematik ini tersebar dilebih dari 230 desa di berbagai wilayah di Indonesia. Tiap desanya terdapat masyarakat yang akan menjadi kader dalam promosi terdigitalisasi mengenai potensi yang ada di desanya. Pelatihan kader dilakukan pada Sabtu (18/12) secara daring yang diikuti oleh lebih dari 400 peserta. Pelatihan ini menghadirkan wakil mahasiswa Universitas Diponegoro sebagai pemateri, yaitu Rhayhan Prianbudi (FEB), Nurhalim Gaffar Ronaldo (FEB), dan Afshochul Anam (FH). Para kader desa diajarkan mengenai mapping potensi desa yang baik dan dibantu dalam penyampaian potensi secara menarik (storytelling) hingga memunculkan branding untuk desanya. Pelatihan ini dibuka oleh Anjar Budiani, CEO Exovillage. Para kader sangat antusias dalam menyimak dan bertanya di sesi pelatihan. 

Salah satu desa yang menjadi bagian pemetaan potensi dan promosi digital adalah Desa Parangtritis. Desa ini terletak di pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan berjarak 40 menit dari pusat kota. Destinasi wisata paling diminati adalah Pantai Parangtritis yang selalu ramai, terutama musim liburan tiba. Selain Pantai Parangtritis, desa ini juga memiliki pantai-pantai lain yang tak kalah indah, seperti Pantai Depok, Pantai Cemara Sewu dan lainnya. Tak hanya pantai, desa ini juga memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan menjadi salah satu hasil pertanian di Kabupaten Bantul yang dapat diandalkan. Untuk menggali potensi-potensi Desa Parangtritis lebih dalam, salah satu peserta KKN bernama Yuliana Lufi Prakosa (FKM), mengajak pemuda dan pemudi Desa Parangtritis menjadi bagian dari kegiatan pemetaan potensi sebagai kader desa. Berbagai potensi yang ada di Desa Parangtritis akan dikenalkan kepada masyarakat luas dalam satu wadah yang terkoneksi, yaitu Exovillage. Hal ini akan mendorong perekonomian desa dan menstimulasi serta membantu masyarakat untuk kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan potensi yang ada. Kader akan menjadi tonggak dalam promosi potensi dan berkontibusi dalam kemajuan pembangunan Desa Parangtritis ke depan. 

Kegiatan diskusi bersama kader Desa Parangtritis (Sumber: Penulis)

Sebagai penutup, Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya, suku, budaya, dan bahasa perlu dieksplorasi agar kita sebagai masyarakat merasa memiliki dan mencintai tanah air. Semua dapat dimulai dari sekitar kita. Kepekaan dan kepedulian terkait potensi lingkungan sekitar akan membawa manfaat dan bernilai ekonomis dengan kreativitas yang kita miliki. Keterbatasan yang terjadi dapat ditanggulangi dengan adaptasi manusia melangkah dengan berani. 

Penulis: Yuliana Lufi Prakosa

DPL: Adnan Fauzi, S.T, M.Kom




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline