Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia: Fenomena, Tantangan, dan Perspektif Pendidikan

Diperbarui: 23 April 2024   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6 April 2024 gambar 1. sumber: https://bdkjakarta.kemenag.go.id/fenomena-bahasa-gaul-di-kalangan-remaja/

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk interaksi antar manusia dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. 

Bahasa Indonesia adalah wadah bagi dinamika sosial, budaya, dan teknologi, yang tercermin dalam berbagai bentuk komunikasi. Penggunaan bahasa gaul, atau bahasa informal, dalam Bahasa Indonesia menjadi aspek menarik untuk diselami dalam konteks perubahan sosial dan budaya yang sedang berlangsung. Bahasa bukan individual yang hanya dapat dipakai dan dipahami oleh penutur saja akan tetapi, pemakaian bahasa akan lebih tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami makna tutur (puspita sari, 2008). 

Menurut Mulyana (2008), Bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. Sedangkan menurut Sarwono (2004) mengatakan bahwa bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (kata-katanya dibah-ubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengeri di antara mereka) bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilah istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir setiap hari. Kedua defenisi itu saling melengkapi. Pada defenisi yang pertama hanya menerangkan bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang mempunyai istilah yang unik, sedangkan defenisi yang kedua diperjelas lagi bahwa yang menggunakan bahasa tersebut adalah para remaja dan bahasa tersebut akan terus berkembang(Gusnayetti, 2021). Untuk memahami fenomena ini secara lebih mendalam, penelitian sebelumnya menyoroti beberapa teori dan temuan 6 April 2024 Gambar 1. Sumber: https://images.app.goo 1 yang relevan. Faktor-faktor seperti globalisasi, urbanisasi, dan teknologi informasi memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan dalam penggunaan bahasa gaul dalam masyarakat, termasuk dalam konteks Bahasa Indonesia.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari, seperti adanya  globalisasi yang membawa pertukaran intensif antara budaya-budaya di berbagai belahan dunia, yang tercermin dalam adopsi istilah-istilah baru dan cara berkomunikasi  contohnya bahasa indonesia menjadi tertinggal karena adanya bahasa inggris yang menjadi salah satu bahasa yang digunakan saat pergi keluar negeri, Urbanisasi juga memiliki peran penting dalam fenomena ini. Pertumbuhan kota-kota besar menciptakan lingkungan yang heterogen secara budaya, di mana beragam bahasa dan dialek digunakan. Hal ini mendorong terbentuknya bahasa gaul sebagai bahasa vernakular dalam komunitas-komunitas urban. Contoh penggunaan bahasa gaul dalam konteks urban adalah penggunaan frasa "kepo" yang berasal dari bahasa Jawa, yang artinya ingin tahu tentang urusan orang lain, yang kini menjadi populer digunakan di berbagai kota di Indonesia. Perkembangan teknologi informasi, terutama internet dan media sosial, juga memainkan peran besar dalam transformasi bahasa. Teori teknologi media menyoroti bagaimana platform-platform digital memberikan ruang bagi interaksi yang cepat, interaktif, dan seringkali informal. Bahasa gaul menjadi semacam bahasa resmi di ranah digital, digunakan untuk menyampaikan pesan secara singkat, spontan, dan kreatif. Bahasa gaul menjadi semacam bahasa resmi di ranah digital, seperti penggunaan singkatan atau frasa pendek seperti "LOL" (Laugh Out Loud) atau "BTW" (By The Way) dalam percakapan online. beberapa contoh kosakata bahasa gaul yaitu “mantul”, “santuy”,(Ridlo et al., 2021). 

Tantangan dan Upaya Pendidikan Tantangan yang dihadapi dalam menghadapi penggunaan bahasa gaul dalam masyarakat Bahasa Indonesia tidak dapat diabaikan begitu saja. Meskipun membawa manfaat dalam meningkatkan ekspresi dan interaksi sosial, penggunaan bahasa gaul juga dapat menimbulkan potensi ancaman terhadap kesatuan dan kejelasan Bahasa Indonesia, serta dapat memperkuat kesenjangan sosial. Menurut teori linguistik sosial dan teori sosiolinguistik, penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari dapat mengancam kesatuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan standar. Hal ini terutama terlihat dalam penggunaan istilah-istilah baru atau slang yang seringkali tidak baku dan cenderung merusak struktur gramatikal bahasa.

 Misalnya, penggunaan kata-kata slang seperti "kuy" (mari) atau "pusing" (sulit) yang mulai banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, penggunaan bahasa gaul juga dapat memperkuat kesenjangan sosial antara mereka yang menguasai bahasa formal dengan mereka yang lebih cenderung menggunakan bahasa gaul. Hal ini bisa menghambat mobilitas sosial dan merugikan individu yang tidak memahami atau tidak mampu menggunakan bahasa formal dengan baik. Misalnya, dalam konteks akademik atau profesional, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam bahasa formal sangatlah penting untuk kesuksesan karir seseorang. Dalam menghadapi tantangan ini, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan integritas dan keberagaman Bahasa Indonesia. Langkah-langkah konkret seperti peningkatan literasi bahasa, pengembangan kemampuan menulis, dan penggunaan sumber daya bahasa dapat dilakukan dalam konteks pendidikan formal dan informal. Misalnya, melalui pembelajaran bahasa di sekolah, siswa dapat diberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur dan aturan bahasa Indonesia yang baku. 

Selain itu, pengembangan kurikulum pendidikan yang memperkuat kemahiran berbahasa juga menjadi langkah penting. Penekanan pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berbagai situasi komunikasi harus ditanamkan sejak dini dalam sistem pendidikan. Dengan demikian, generasi mendatang akan lebih terampil dalam menggunakan bahasa formal dan memahami pentingnya menjaga integritas Bahasa Indonesia. Penggunaan media dalam pembelajaran juga dapat menjadi strategi efektif dalam memperkuat penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Video pembelajaran, aplikasi belajar bahasa, dan konten edukatif dalam Bahasa Indonesia dapat membantu siswa dalam memahami konsep bahasa yang kompleks dan mendorong praktik penggunaan bahasa yang baku. Dalam keseluruhan, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam memitigasi dampak negatif penggunaan bahasa gaul terhadap Bahasa Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tepat, masyarakat dapat memperkuat pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta memastikan keberlangsungan bahasa sebagai salah satu aset budaya yang penting bagi bangsa Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline