PERJALANAN GADIS KECIL MERAIH SUKSES
Part 3
Setelah Ros selesai berbenah dan Bibi serta Pamanya sudah memperoleh ijin dari kedua orang tua Ros, maka saatnya mereka pulang ke rumah yang berada di Ibu Kota kecamatan bersama dengan Roslina Aprilia, Moment ini sekali lagi moment penuh haru, Paman dan Bibi sudah pamitan dengan seisi rumah, tidak lupa kedua orang tuanya Ros menitipkan anak mereka pada adik dalam hal ini Paman Sam dan Bibi Ani, dengan harapan agar anak mereka akan diperlakukan sama sebagai anak kandung, disisi lain Ros memeluk adik-adiknya dengan penuh kasih sayang... kemudian ros menghampiri kedua orang tuanya sambil menangis seraya berkata terima kasih ma ..pa atas kepercayaan kalian untuk mengijinkan aku untuk ikut bersama Paman dan bibi, dan maafkan jika selama ini Ros banyak salah, kadang membantah pada kalian, Ros mohon selalu doa dari mama dan papa agar ros bisa meraih apa yang menjadi harapan dan impian Ros, Ros tidak bermaksud mau mengecewakan mama dan papa mungkin inilah waktu yang tepat agar apa yang menjadi keinginan Ros, mama dan papa akan mudah terwujud .... Aamiin ya rabbal alamin, diikuti oleh seisi rumah untuk mengaminkan apa yang diharapkan oleh Ros..... kemudian ros secara bergantian memeluk dan menciumi kedua orang tuanya, berat rasanya dia harus meninggalakn Keluarganya sebab belum pernah selama ini mereka pisah, walaupun kehidupan mereka penuh dengan kesederhanaan tapi selalu di liputi oleh kebahagian dan peuh kekeluargaan, hal ini tentunya sangat berat bagi Ros dan keluarganya. Kak... kami pamit ya?.... Ma..pa...Ros Pamit ya, adik-adik semua kakak mohon tolong dijaga mama dan papa ya jadilah anak-anak yang selalu patuh dan nurut pada orang tua... kami pamit assalamu alaikum.... Waalaikumsalam.... Jawab mereka serentak...
Perjalanan menuju ibu Kota Kecamatan ditempuh dengan waktu perjalanan hampir 5 jam, selama perjalanan Ros keliatan murung, sesakali terlihat ada bulir bening menetes di pipi cantiknya.... Tetapi Ros berusaha untuk menyembunyikan ini pada paman dan bibinya dengan cara menutup mata seolah-olah tidur, Ros mau keliatan tegar di depan kedua orang tua barunya itu, Ros.... Ros... sudah dua kali bibinya memanggilnya... namun Ros belum berpaling dari lamunannya atau dari tidur pura-pura itu... Ros.... Ros... i....iy..iya... bi.. maaf ada apa ya... maaf saya tadi rasanya ngantuk... maka saya tidak mendengar panggilan bibi maaf...maaf... hhmmmmm... kenapa sayang apa yang ada dalam fikiran Ros sekarang? Bibi tau kamu tidak sedang ngantuk atau tertidur iya kan?... sebab bibi melihat ada bulir bening mengalir di pipimu kamu tidak bisa membohongi bibi sayang.... Bibi dan Paman paham perasaanmu sekarang, mungkin ini berat karena ini baru bagi kamu, silahkan kamu menangis ya nak silahkan tumpahkan semuanya bibi paham kok.... Kamu tidak perlu malu menembunyikan hal ini seakan-akan kamu tegar dan kuat, hal ini tentunya akan lebih menyiksa bathin kamu sayang.... Jika mau nangis ok ... nangislah semoga dengan cara ini semua yang kamu rasa akan hilang dan akan berganti dengan harapan baru an impian baru, bayangkan yang indah-indah saja nak... letkakkan di bayangan terdepanmu adalak kesuksesan, bayangkan kebahagiaan yang akan di rasakan orang tuamu ika kelak kau akan menjadi orang yang sukses.... Begitulah nasehat Bibi selama perjalanan... betul apa yyang dikatakan oleh bibimu itu Ros.... sesekali ditimpali oleh paman yang lagi fokus dengan menyetir agar peralanan mereka tidak mengalami kendala.
Ditengah perjalanan Paman menghentikan mobil, lalu memandangi bibi memberi isyarat bahwa kita istrahat dulu sambil mendinginkan mesin dan kita rehat sejenak sambil ngopi dan makan gorengan di warung pojok di depan... bibi segera merespon tanda setuju... disamping itu mereka memberikan ruang ke Ros untuk bisa merilekskan dirinya... ayo nak kita turun dulu paman mau minum kopi dulu agar tidak ngantuk... silahkan kamu juga mau makan gorengan atau mau pesan kopi silahkan.... Sebaiknya kamu ke kamar mandi dulu basuh muka kamu agar bisa segar kembali... Ros menganggukkan semua apa yang disampaiakn oleh Paman dan bibinya tanpa mengeluarkan sepatah katapun karena memang saat ini Ros belum mau berbicara dan juga tidak tau apa yang akan di bicarakan.... Ros nurut saja apa yang disampaikan... Bibinya memanggil pelayan dan memesan Kopi untuk paman, the manis untuknya dan Ros dan memesan beberapa jenis gorengan sebagai teman kopi dan teh. Setelah ros keluar dari kamar mandi langsung duduk di samping bibinya masih tetap Nampak muka sembabnya... walaupun tadi sudah membasuh mukanya .... Paman dan bibinya berusaha untuk menghiburnya... sambil menceritkan hal-hal lucu.. bibi memberikan tebak-tebakan ke paman.. tujuanya agar kesedihan Ros bisa teralihkan ... tebak-tebakkan yang diberikan bibi semua bisa di jawab oleh paman dengan jawaban yang salah dengan memang sengaja dibuat lucu-lucu agar Ros terhibur...
Namanya Ros masih anak-anak.. jawaban paman yang lucu membuat Ros tertawa terbahak-bahak sambil mengatakan wah... paman salah itu jawabannya.. tanya nich sama Ros.. kalau pertanyaan begitu bagi Ros kecil... secara Ros termasuk anak yang cerdas diiiikittt sich paman..hehehe... memang betul paman dan bibinya tau bahwa Ros anak yang pinter dan beroleh peringkat terbaik.... paman dan bibinya senang melihat perubahan sikap ros yang awalnya murung sekarang sudah bisa tersenyum bahkan bisa tertawa lebar.... Ayuk Paman.. Bi.... gorengangnya mau Ros habiskan.... Sebab Ros kelaparan makanya ros tadi nangis sebab Lapar... heheh ohh..ya.... pantes kamu nangis tadi ya....upssss.... tidak bi... Ros bercanda.... Se...se..benarnya Ros ngantuk... hehehe...kemudian Ros memasukkan gorengan kemulutnya disusul oleh tegukkan teh manis. Setelah semua gorengan dan minum habis mereka melanjutkan perjalanan, dalam perjalanan Ros kelihatanya sudah agak tenang tidak Nampak wajah murung dan sedih... paman dan bibinya ikut senang...suasana dalam mobil terasa begitu lengang... tidak ada suara masing-masing sibuk dengan fikiran masing-masing, Paman fokus menyetir, Bibi membuka HP hendak mau menghubungi sesorang, sementara Ros menikmati perjalanan dengan terus memandangi jalan yang dilewati.. sambil bernyanyi kecil dan tidak lama dia tertidur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H