Lihat ke Halaman Asli

Yuliana Windi Sari

Hobby Menulis

Kurikulum Merdeka: Mewujudkan Pendidikan yang Adil dan Beradab

Diperbarui: 30 Agustus 2023   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum Merdeka : Pendidikan yang Adil dan Beradab 

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang berbasis pembaharuan dalam bidang
Pendidikan, secara konseptual kurikulum tersebut disusun dalam rangka untuk mewujudkan merdeka belajar pada jenjang pendidikan yang memiliki muatan untuk mengajak para stakeholder terkait untuk mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) dan penguatan Pendidikan karakter. 

Kurikulum merdeka merupakan modifikasi untuk mewujudkan model pembelajaran yang lebih aktual melalui sekolah penggerak (SP) dan beberapa indikator untuk mewujudkan implementasi kurikulum merdeka yang aplikatif baik mulai dari jenjang PAUD – SMA/SMK. Capaian pembelajaran (CP) pada setiap jenjang pendidikan dalam implementasi kurikulum merdeka dirancang sesuai kebutuhan siswa agar mampu mewujudkan Pendidikan yang beradab, 

Secara filosofi, Pendidikan yang adil dan beradab adalah Pendidikan yang
mengarusutamakan nilai-nilai kesetaraan yang sejatinya harus dirancang pada jenjang Pendidikan sekolah dasar (SD) karena komponen dari sosialisasi sekunder yang diawali oleh institusi Pendidikan berawal. Hal ini dapat dilakukan melalui capaian pembelajaran (CP) yang mengedepankan aspek humanitas, agar tidak terjadi fenomen diskriminasi, bullying serta membangun kepekaan dalam aspek sense of belonging terhadap nilai ideologi negara. 

Sekolah Penggerak (SP) : Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar (SD)

Salah satu program sekolah penggerak (SP) dalam pembelajaran kokurikuler adalah
pembelajaran berbasis project dengan mengimplementasikan aspek dari nilai ideologi Pancasila hal ini bertujuan agar Capaian pembelajaran (CP) Profil pelajar Pancasila untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari beberapa aspek seperti : bertakwa pada Tuhan YME, Berkebhinekaan global, Mandiri, Bergotong royong, Bernalar kritis, dan Kreatif dapat menginternalisasi sejak duduk di bangku sekolah dasar. 

Capaian pembelajaran (CP) dalam profil pelajar Pancasila memiliki urgensi untuk memberikan dasar pemahaman mengenai ideologi negara melalui proses pembelajaran kolaboratif yang menunjukkan adanya aksi dan reaksiterhadap permasalahan tentang ideologi negara dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sosial seperti sekolah, keluarga. Salah satu aspek dalam implementasi ideologi Pancasila adalah “nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab” untuk mewujudkan hal tersebut maka harus dimulai sejak dini dengan memberikan penguatan karakter di sektor Pendidikan, mengingat Pendidikan adalah pranata sosial yang mampu memberikan proses transfer of knowledge dan menanamkan nilai humanitas kepada anak didiknya. 

Profil pelajar Pancasila sudah memiliki tujuan yang jelas, dengan pembelajaran
kolaborasi yang menerapkan aspek etika Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai grundnorm agar Pendidikan yang berbasis pada teori dan praktik bisa berjalan dengan seimbang maka penerapan profil pelajar Pancasila harus memiliki desain kurikulum dan berbagai case study yang mampu mengaktualisasikan agar pelajar menjadi beradab, dan nantinya akan memiliki aspek fungsional dalam kehidupannya. 

Salah satu capaian dari profil Pelajar Pancasila dalam konteks sekolah penggerak (SP) adalah mengajak pelajar mengasah pemikiran kritis sejak dini, melalui pemikiran kritis nantinya akan terbentuk proses pengambilan keputusan yang komprehensif serta pelajar lebih mampu memaknai perbedaan sebagai hal yang bersifat setara serta meminimalisir terjadinya potensi konflik karena adanya perbedaan yang bersifat diferensiasi (perbedaan latar belakang sosial), disamping itu Kurikulum merdeka merupakan metode agar Pendidikan tidak hanya membangun kecerdasan intelektual tetapi juga memberikan Pendidikan yang mengedepankan nilai etika, moralitas dan membangun pelajar yang mampu beradaptasi secara global oleh karena itu diperlukan peran sekolah penggerak (SP) sebagai agen perubahan dalam implementasi merdeka belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline