peran dan status di dunia nyata seringkali melekat dengan aktivitas yang dilakukan orang tersebut peran dan status ini merupakan suatu penilaian orang lain terhadap diri kita. sedangkan sekarang marak adanya peran-peran baru yang bermunculan di dunia maya karena perkembangan teknologi yang amat pesat dan menembus batas ruang dan waktu. di dunia maya kita dapat menjadi seperti yang kita inginkan berbeda dengan dunia nyata peran dan status kita berdasarkan penilaian orang lain.
Jika kita ingin tergolong di dunia maya cantik ahh itu tidak sulit, bukan kah cantik itu relatif? apalagi sekarang ada kamera 360 tinggal edit sana-sini udah deh wajah kita jadi bening, berkilau dan kinclong hehe. Saya baru menyadari selain setiap individu memiliki peran di dunia nyata ternyata individu juga memiliki peran di dunia maya atau yang sering disebut dengan "eksis dumay".
Saya juga melihat suatu hal yang seringkali aneh namun lucu sih, misalnya saja: Si A di dunia nyata ia sosok yang teramat pendiam bahkan kalau bicara hanya sepatah atau dua patah kata saja namun saat dia menuliskan status, memposting sesuatu baik di Fb, path saya sempat terheran-heran koq isinya marah-marah semua yahh tentunya dengan kata-kata tidak pantas yang diucapkan. tapi ahh sudahlah mungkin teman saya hanya sedang PMS makanya marah-marah terus.
sewaktu awal-awal muncul FB dulu, dan FB lagi heboh bangett banyak fenomena alay bertebaran dimana-mana, (ini kayaknya cuma pendapat saya pribadi saja, tapi tidak semuanya seperti itu). fenomena alay itu dilihat dari ID yang digunakan bermacam-macam ada yang pake nama dengan ejaan yang tidak bisa dieja. entah itu semua datangdan berawal dari mana saya juga tak mengerti secara pasti. di dunia maya seseorang bisa bermain peran yang dia inginkan. munculnya jejaring sosial FB diikuti oleh banyaknya jejaring sosial yang lain. tinggal pilih saja apa kita mau eksis dumay atau tidak.
bahkan sekarang seringkali interaksi di dunia nyata tergeser dengan dunia maya, saya mendengar cerita ini dari seorang teman saat ia dan keluarganya sedang makan di sebuah restoran memang sih secara fisik mereka bersama namun hati dan pikiran entah kemana. si teman saya asyik dengan stiker line, adiknya asyik dengan fb, mamanya asyik dengan bbm dan papanya asyik dengan games. kemudian sewaktu teman saya bercerita saya memberikan sebuah saran bagaimana lain kali kalau lagi kumpul-kumpul gadget nya ditaruh dulu dalam kulkas biar dingin hehehe. Saya sedikit lebih beruntung dibanding teman saya karena Ibu saya pegang hp cuma buat telp sama sms, sewaktu dulu diajarin buat bbm, dsb. Ibu pernah bilang nanti saja kalau kamu sudah bisa masak, Ibu minta ajarin soalnya nanti kalau ibu bbm, fb.an twitter.an nanti Ibu sibuk ngerumpi dan ga ada yang masak.
Memang sih dunia maya itu menyenangkan karena kita bisa mendapatkan dunia yang kita inginkan, teman yang kita harapkan yang didunia nyata tidak bisa kita temukan, bahkan seringkali saya lebih nyaman cerita dengan teman dunia maya yang nan jauh disana karena saya pikir tidak semua orang di dunia nyata bisa menjaga suatu kerahasiaan dan terkadang tidak merasakan suatu kenyaman daripada dipendam sendiri bikin kurus kering mending diceritakan dengan teman dumay. Tapi biar bagaimana pun kita hidup di dunia nyata sudah seharusnya peran yang kita hadapi adalah kehidupan yang sesungguhnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H