Lihat ke Halaman Asli

Yulia Indriani Ismawan

STAFF ADMINISTRASI LEMBAGA PENDIDIKAN

Menjadi Generasi Muda yang Sehat Secara Mental

Diperbarui: 17 Juli 2024   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.menjadigenerasimudayangsehatsecaramental.com

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization (WHO)) menyatakan bahwa 1 dari 4 remaja berusia 16-24 tahun menderita gangguan kesehatan mental. Penyebabnya cukup bermacam-macam, seperti aktifnya hormon reproduksi, perkembangan otak yang terus berlangsung, serta pembentukan identitas diri. Kesehatan mental bukan hanya tentang ketiadaan penyakit mental, tetapi juga melibatkan kesejahteraan psikologis dan kemampuan mengatasi stres. Emosional itu sendiri mencakup kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan merespons perasaan dengan cara yang sehat. Selain itu, faktor penyebab rentannya generasi muda menjadi lemah secara mental adalah dengan adanya kemajuan teknologi dan percepatan informasi. Kemajuan ini bisa membawa dampak positif dan negatif bagi generasi muda. Dampak positif bisa dirasakan generasi muda dengan adanya kemudahan yang menjadikan peluang-peluang baru dalam bisnis atau belajar hal-hal baru, mengakses informasi, dan mencari hiburan untuk generasi muda. 

Namun. salah satu dampak negatif yang banyak dirasakan juga oleh generasi muda adalah ketidakstabilan kesehatan mental dan emosional akibat banyaknya informasi yang mudah diakses. Misalnya, pada sosial media banyak konten-konten crazy rich yang memperlihatkan kemudahan dan kemewahan hidup publik figur atau konten yang menunjukkan wajah dan tubuh yang ideal. Konten-konten ini, yang jika terus menerus dilihat bisa berdampak pada ketidakpuasan diri generasi muda yang sedang dalam fase transisi menuju dewasa yang memiliki latar belakang kurang beruntung sehingga prosesnya tidak mudah rentan mengalami kecemasan, rendah diri, dan membandingkan pencapaian diri dengan orang yang dilihatnya di sosial media. Parahnya dapat menciptakan generasi muda impulsif dalam keputusan dengan kebiasaan konsumtif untuk menuruti gengsi dan validasi orang lain.

4 tips berikut ini dapat membantu generasi muda lebih kuat secara mental dan bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kurangi dan Beri Batasan yang Wajar Terhadap Penggunaan Media Sosial

Untuk menjadi kuat secara mental, generasi muda harus memiliki kendali terhadap dirinya sendiri. Dengan mengurangi dan memberikan batasan penggunaan sosial media, generasi muda dapat menjadi lebih aktif bersosialisasi di dunia nyata. Dampak negatif media sosial terhadap kesehatan tergantung pada cara menggunakannya. Jika digunakan secukupnya dengan bijaksana, media sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk menciptakan hal positif bagi kehidupan. Namun, sebaliknya, ada dampak negatif yang mengintai.

2. Menyempatkan Olahraga

Menjadi generasi muda yang kuat secara mental, tidak terlepas dari menjaga kesehatan tubuh pemuda itu sendiri. Olahraga harus dijadikan kebiasaan hidup generasi muda. Ada ungkapan bahwa “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Makan makanan yang sehat dan menyempatkan berolahraga dapat membantu menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati setelah olahraga. Olahraga minimal 30 menit pada pagi hari, membantu mengawali hari dengan semangat dan segar. 

Saat olahraga, tubuh akan melepaskan neurotransmitter dan hormon seperti endorfin, dopamin, dan serotonin. Secara struktural, hormon endorfin yang mirip dengan morfin dapat memberikan efek pereda nyeri alami dan membantu menimbulkan perasaan euforia. Jangan lupa menyempatkan olahraga, ya!!

3. Membaca Buku 

Selain berolahraga, kebiasaan membaca buku merupakan kegiatan yang bisa dilakukan agar generasi muda untuk kuat secara mental. Hal ini juga pastinya menambah pengetahuan serta kosakata bagi pembacanya. Kuat secara mental dapat membuat kualitas hidup lebih baik. Dengan rutin membaca buku generasi muda  bisa menurunkan tingkat stres serta melatih fokus dan perhatian menjadi lebih baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline