Lihat ke Halaman Asli

Yulia Hikmiaty

Guru mata pelajaran IPA

Biopestisida

Diperbarui: 27 Desember 2023   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dewasa ini kondisi lingkungan sudah terpapar pencemaran lingkungan yang sangat terasa dengan terlihatnya perubahan iklim yang signifikan dan terjadinya global warming. Oleh karena itu pemerintah global bersama industri mengupayakan teknologi-teknologi yang dapat melindungi bumi dari dampak global warming. Seluruh industri melakukan produksi dan para peneliti berinovasi mengembangkan teknologi-teknologi ramah lingkungan yang bermanfaat disemua sektor kehidupan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dna teknologi akan berpengaruh kepada prilaku masyarakat, pada khususnya sektor pertanian yang semakin hari semakin maju dengan teknologi hasil pertanian yang semakin maju menuntut lembaga melakukan perubahan sistem pertanian.

Pembangunan dalam bidang pertanian para penyuluh pertanian berusaha mengedukasi petani-petani dalam meningkatkan keterampilan teknis, pengetahuan, serta mengembangkan sikap positif dalam mengelola pertanian. Menyadari dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan kimia sintetis yang berlebihan seperti pupuk, pestisida, kimia sintetis, dan hormon tumbuh, perlu diberikan pemahaman kepada para petani karena dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Penggunaan bahan organik perlu disebarluaskan karena merupakan sistem pertanian ramah lingkungan yang mengutamakan keseimbangan ekosistem. Sistem pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian dengan mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. 

Salah satu teknologi ramah lingkungan dalam bidang pertanian adalah penggunaan biopestisida. Biopestisida merupakan hasil pengembangan pertanian organik yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan terbatas.  Biopestisida dapat dibedakan menjadi biopestisida nabati dan biopestisida hewani. Biopestisida dapat menjamin keamanan ekosistem sehingga mendukung pertanian berkelanjutan. Namun daya kerjanya relatif lambat karena tidak dapat membunuh hama secara langsung, tidak tahan terhadap sinar matahari, memerlukan penyemprotan berulang.  Biopestisida bekerja dengan menghambat pertumbuhan organisme patogen dan menghambat proses replika virus yang ada pada tanaman. Selain pestisida nabati dengan ekstrak tumbuh-tumbuhan atau senyawa kimia dalam tumbuhan sebagai bahan aktif, terdapat pestisida biologi yang melibatkan mikroorganisme seperti bakteri, cendawan, nematoda, dan mikroorganisme lainnya. 

Menurut Prof. Dadang Hermana guru besar IPB pestisida nabati memberikan aktivitas biologi yang bukan hanya mematikan hama namun juga dapat menekan produksi telur hama dan mengganggu pergantian kulit. Pada pestisida nabati dengan ekstraksi tumbuhan perlu efisiensi agar tidak berlebihan dalam mengekstraksi tumbuhan karena akan menimbulkan kemungkinan keracunan pada tanaman fitotoksik.  

Penggunaan pestisida nabati merupakan solusi alternatif insektisida yang ramah lingkungan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline