Senyawa kimia hijau saat ini dikenal Ionic Liquid atau cairan ionik yang dibentuk dari kation dan anion garam dapur (NaCl). Cairan Ionik dulunya ditemukan oleh Paul Walden seorang kimiawan Rusia-Jerman. Paul Walden pertama kali mensintesis cairan ionik yaitu senyawa N-ethyl-N-methylimidazolium tetrafluoroborate yang contoh awal dari cairan ionik. Cairan ion positif dan ion negatif ini memiliki sifat fisika dan kimia yang unik dan berguna dalam berbagai aplikasi.
Garam Dapur (NaCl) bukanlah berbentuk cairan namun merupakan zat berbentuk kristal yang sangat umum dan digunakan sehari-hari. Garam dapur cenderung memiliki suhu leleh yang sangat tinggi namun jika Natrium Klorida dipanaskan dengan suhu lebih dari 800 derajat celcius maka yang terjadi adalah ia akan meleleh dan akan membentuk cairan. Cairan dari garam dapur yang dilelehkan ini memiliki kombinasi sifat yang tidak biasa. Ion-ion yang dimiliki cairan ini sangat konduktif karena ion-ionnya sangat stabil dan bahan-bahan ini stabil secara kimia, termal, dan elektrokimia sehingga cukup berguna dalam aplikasi jenis elektrolit. Dengan mencoba membuat garam yang dapat dibentuk menjadi cairan pada suhu yang jauh lebih rendah menyesuaikan dengan prinsip kimia hijau maka harus mengatasi interaksi antara ion-ion yang sangat kuat itu dalam keadaan padat. Maka harus dialihkan dari garam cair ke cairan ionik. Cairan ionik pada dasarnya adalah garam cair tetapi merupakan cairan yang memiliki suhu leleh yang relatif rendah dibandingkan suhu leleh garam cair. Cairan ionik memiliki titik leleh dibawah suhu tertentu seperti 100 derajat celcius.
Kation merupakan struktur organik bermuatan positif yang paling umum dalam cairan ionik yaitu seperti nitrogen atau fosfor yang mengandung ion organik. Anion merupakan senyawa organik atau anorganik basa lemah yang bermuatan negatif dan paling umum dalam cairan ionik yaitu ion asetat, nitrat, borat, atau asam sulfat.
Beberapa aplikasi cairan ionik diberbagai bidang dikarenakan sifat uniknya seperti stabilitas termal, konduktivitas ionik, dan daya larut yang baik.
1. Pelarut Reaksi Kimia
Cairan ionik dapat digunakan sebagai pelarut alternatif dalam berbagai reaksi kimia dikarenakan daya larutnya yang baik dapat meningkatkan efisiensi reaksi kimia dan memungkinkan penggunaan kondisi reaksi yang lebih lembut.
2. Elektrolit dalam Baterai
Sifat konduktivitas ionik yang tinggi membuatnya menjadi alternatif menarik dalam pengembangan baterai yang lebih efisien. Seperti pada baterai Lithium-ion beberapa cairan inok digunakan sebagai elektrolit dalam baterai.
3. Pelarut Ekstraktan dalam Proses Metalurgi
Ekstraksi Metalurgi merupakan proses yang digunakan untuk memisahkan logam berharga dalam konsentrat dari material lain. Cairan ionik digunakan dalam ekstraksi logam dari bijih dalam proses tersebut, dapat menjadi pelarut alternatif yang efisien dna ramah lingkungan.