Lihat ke Halaman Asli

Yulia Hikmiaty

Guru mata pelajaran IPA

Filsafat Pragmatisme dalam Pendidikan

Diperbarui: 24 Desember 2023   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pragmatisme mendorong filosofi yang lebih sukses di zaman modern khususnya dalam bidang Pendidikan, dan pencetuskan filsafat ini.

Pragmatisme berasal dari kata Pragma yang artinya perbuatan atau tindakan, dan isme yang berarti aliran atau ajaran atau paham. Pragmatisme yaitu ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan dimana membuktikan diri sebagai sebuah kebenaran dengan melihat akibat-akibat yang bermanfat secara praktis. 

Pendefinisian pragmatisme dengan ciri-ciri seperti berikut:

1. Tidak mempertanyakan hal yang normatif namun lebih menjernihkan ide-ide dengan menunjukkan sesuatu yang sensible,

2. Anti Absolutisme. dikatakan juga relativisme radikal. Pragmatisme menolak metafisika diatikan sebagai ide umum yang tetap dan terpisah dari pengalaman aktual. 

3. Anti-Dualisme. Menolak dengan asusmsi mengenai hakikat realitas sebagai suatu yang terus menerus mengalir bukan terpecah dalam unit-unit, serta pendirian bahwa yang paling utama ialah yang terbukti dalam tindakan.

Pragmatisme menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan yaitu aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang memuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang memiliki manfaat secara praktis. John Dewey mengatakan pendiidkan suatu proses mencari pengalaman secara terus menerus menyusun kembali, menata ulang pengalaman demi pengalaman yang didapatkan. Bagi peserta didik berpusat pada subjek dengan minat, bakat, dan kemampuannya serta peka terhadap perubahan yang terus terjadi dalam masyarakat seiring dengan perkembangan zaman yang erat kaitannya dengan kemajuan sains dan teknologi serta perubahan lingkungan hidup tempat belajar.

Sementara guru berperan sebagai fasilitator yang sekaligus sebagai pengendali di dalam kelas, siswa dituntut mengembangkan kecerdasan emosionalnya, keterampilannya, dan kreativitasnya.

Tokoh-tokoh pencetus aliran Pragmatisme antara lain:

  • Charles Sandre Peirce: Menurut Charles Sandre Pierce pragmatisme sebenarnya bukan suatu filsafat,
    bukan metafisika dan bukan teori kebenaran melainkan suatu teknik untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah.
  • William James: Menurut William James fungsi dari berpikir bukan untuk menangkap kenyataan tertentu, melainkan untuk membentuk ide tertentu demi memuaskan kebutuhan atau kepentingan manusia.
  • John Dewey: Menurut John Dewey mengatakan bahwa tujuan filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Kita harus memahami pengaruh suatu ide atas pengalaman dan kehidupan kita dan memaknai fungsi dalam penggunaanya yaitu bagaimana ide itu membantu memcahkan berbagai persoalan dalam hidup kita.

Pragmatisme dalam pendidikan menekankan pentingnya pengalaman praktis dengan konsep-konsep kehidupan sehari-hari. Tujuan utamanya mempersiapkan siswa menghadapi dunia nyata dengan keterampilan dan pengembangan skill. Relevansi Pendekatan pragmatisme  agar siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan secara efektif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline