Lihat ke Halaman Asli

Pelatihan Inovasi Kuliner Hoshi Imo, Nugget, dan Puding Berbasis Ubi Jalar di Dusun Briti

Diperbarui: 16 Juli 2024   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri) Foto bersama kelompok KKN dan ibu-ibu PKK

Sabtu (13/07/2024) Pada kesempatan kali ini tiga orang mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya bersama LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat atau KKN disela pergantian semester 6 menuju 7. Rambu Maharany, Yosep F. Maskim, dan Yulia Eka Putri selaku mahasiswa dengan dampingan DPL Bapak Zida Wahyuddin ,S.pd. M.si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan diarahkan untuk melakukan kegiatan pengabdian di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Desa tersebut memiliki jarak tempuh kurang lebih 73,3Km dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Bersama Kelompok KKN R-20 yang terdiri atas 34 mahasiswa dengan berbagai jurusan, ke-34 mahasiswa ini memiliki program kerja bersama yaitu memproduksi kompos melalui media komposter. Sedangkan, pada program kelompok kecil mereka diwajibkan melakukan observasi sekaligus mencari alternatif dan pemecahan masalah yang dialami masyarakat Desa Wiyu.

Ketiga mahasiswa ini telah menyepakati terciptanya program kerja terkait sosialisasi pelatihan inovasi kuliner ini  melalui hasil observasi lapangan. Mereka berinisiatif untuk mengolah ubi jalar menjadi resep unik berupa hoshi imo, nugget ubi, dan puding ubi. Sosialisasi terkait pelatihan inovasi kuliner ini dipilih dikarenakan bervariasinya ide-ide dalam mengembangkan komoditas ubi jalar menjadi camilan dan juga makanan yang  sehat. Inovasi dan kreativitas dalam dunia kuliner ini berpeluang menciptakan potensi pasar yang berkembang serta meningkatkan daya tarik kuliner lokal yang memiliki potensi bisnis yang menjanjikan.

Sabtu (13/07/2024) Kuliner hoshi imo, nugget, dan puding adalah produk olahan dari ubi jalar yang telah melalui proses pembersihan dan pengolahan sehingga berhasil menciptakan kreasi kuliner yang lezat dan menarik. Selain menghasilkan produk kreasi yang menarik dengan rasa yang khas, proses pengolahan ini pun juga sering dilakukan untuk meningkatkan daya tahan ubi. Dalam proses pengolahan, ubi jalar dapat digolongkan sebagai bahan atau komoditas yang tidak terlalu menguras budget. Budget yang dikeluarkan hanya sekitar Rp. 196.310,00 (seratus sembilan puluh enam ribu tiga ratus sepuluh rupiah) dengan kebutuhan alat-alat serta bahan yang cukup mudah di dapatkan. Kegiatan program kerja yang dilakukan ini terdiri atas kegiatan pelatihan sekaligus pendampingan. Selain itu, mahasiwa yang terlibat juga menunjukkan dan memberikan produk-produk olahan kepada masyarakat Desa Wiyu sebagai bukti pelaksanaan luaran kelompok kecil tersebut.

Kegiatan sosialisasi ini diisi dengan kegiatan pengenalan kepada mitra yang akan mereka dampingi terkait pelatihan inovasi kuliner yang tersusun atas kegiatan pembuatan dari ubi jalar bersama mitra. Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa ibu–ibu pkk yang telah diundang untuk memberikan pemahaman secara menyeluruh terhadap cara pembuatan kreasi kuliner berbasis ubi jalar. Warga dan mitra menyambut baik adanya kegiatan pelatihan ini, mereka turut sangat senang dan bersemangat dalam melakukan pelatihan. Di akhir pendampingan, mitra dan juga para ibu–ibu sangat berterimakasih pada mahasiswa atas ilmu yang mereka berikan karena sekalipun mereka mampu membuat resep kuliner hoshi imo, nugget, dan puding sendiri tetapi terkait kemasan dan logo diyakini sangat memotivasi mereka untuk bisa lebih lancar dalam pelatihan inovasi kuliner.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline