Pada suatu pagi, anak saya meminta bekal nasi goreng komplit. Beberapa bulan terakhir ia selalu membawa bekal makanan. Sayangnya, kami tidak mempunyai stok sisa nasi kemarin.
Jika harus menanak nasi terlebih dulu, tentunya akan terburu-buru. Sebab, memakan waktu sekira 45 menit hingga satu jam menggunakan cara tradisional.
Belum lagi proses menggoreng yang membutuhkan waktu tidak sedikit.
Tetapi saya tidak ingin mengecewakannya. Demi memenuhi keinginan anak, pesan secara online menjadi pilihan.
Nak Nang merekomendasikan salah satu warung yang menawarkan beragam paket makanan enak. Setelah saya berselancar, ternyata benar.
Warung tersebut tidak hanya menawarkan makanan yang lezat, tetapi juga menjual aneka bubur nusantara.
Ada bubur ayam bandung, es kacang ijo, bubur kacang ijo dan ketan hitam panas, bubur kacang ijo panas, dan burjo susu. Kebetulan saya dan suami pecinta bubur.
Beliau memilih menu pertama, katanya ingin mencicipi bubur ayam bandung. Karena yang sering kami jumpai hanya bubur lemu berbahan beras putih, santan, daun salam dan garam.
Lepas dari makanan yang dipesan suami, pilihan saya jatuh pada menu terakhir, yaitu burjo susu.
Berikut alasan saya memilih burjo kuah susu ketimbang burjo berkuah santan
Burjo susu berbahan kacang ijo ketan hitam dan susu panas. Pada umumnya bubur kacang ijo berkuah santan berbalur sedikit susu dan sirup.
Tetapi saya lebih memilih burjo yang berkuah susu hangat ketimbang kuah santan. Pingin tahu kenapa?