Suatu ketika, tepatnya tanggal 9 September 2023 lalu saya memanen buah kelengkeng cukup banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
Hasil panen lantas saya posting di grup kepenulisan yang saya ikuti. Di grup kami saling bertukar pikiran juga berbagi rasa bahagia seperti halnya ketika saya membagikan foto hasil panen.
Kiriman foto kelengkeng menuai komentar sesama Kompasianer. Salah satunya Mbak Ika Ayra yang berdomisili di Kota Kayu Kalimantan.
Beliau penasaran serta ingin mengetahui cara saya merawat tanaman kelengkeng hingga pohon tersebut bisa berbuah banyak.
Panen waktu itu memang sangat luar biasa. Pengorban saya tidak sia-sia ketika merawat tanaman sampai berbuah manis. Hal ini menjadikan hidup lebih bermakna.
Pasalnya, tumbuhan ini berbeda dengan pohon pisang serta pepaya yang kerap berbuah meski tidak dirawat.
**
Memiliki kebun yang ditanami beragam buah, lantas tanaman tersebut berbuah banyak, tentu menjadi impian semua orang yang menanamnya. Termasuk suami.
Dulu, suami menanam pohon pisang, mangga, belimbing dan kelengkeng di kebun sisi timur.
Sedangkan di sisi barat dekat bangunan, tumbuh tanaman pepaya. Pohon tersebut tumbuh begitu saja. Kemungkinan bersumber dari biji yang terbuang sewaktu keluarga kami menikmati buahnya.
Pohon pepaya dikenal lebih mudah tumbuh dan berbuah meski tanpa perawatan khusus. Begitu pula dengan pohon pisang dan mangga.
Namun tidak dengan ketiga tanaman kelengkeng. Pohon ini tidak berbunga apalagi berbuah. Sependek ingatan saya, sekira 10 tahun menanam 3 pohon kelengkeng, baru berbuah tiga kali.