Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

TERVERIFIKASI

Yuli adja

Puisi || Takdir Kehidupan

Diperbarui: 29 Februari 2024   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja itu, seraut rona berwarna jingga menyapa
Ia tersenyum manis di ujung cakrawala
Serasa bayanganmu menggamit lenganku
Lalu menderu menembus pekatnya malam. Aku terpaku.

Sejenak bayanganmu kembali melintas di depanku
Laksana sang bayu
Menembus kabut menumpu warna semu
Dan aku, susah payah mengejarmu.

Tiba-tiba kau hilang di penghujung jalan
Tepat di tepi muara sungai pemantakan
Tempat dulu kita bermain layangan
Kini menjadi butir-butir kenangan.

Ranah ini menjadi gambaran
Bukan perihal awal menjadi akhiran
Bukan pula tentang hilangnya ikatan
Tapi menaja takdir kehidupan.

#PuisiTakdirKehidupan
#PuisiYulitanti
#Fiksiana
#Klaten,26 Februari2024
#Tulisanke-550
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline