Senja itu, seraut rona berwarna jingga menyapa
Ia tersenyum manis di ujung cakrawala
Serasa bayanganmu menggamit lenganku
Lalu menderu menembus pekatnya malam. Aku terpaku.
Sejenak bayanganmu kembali melintas di depanku
Laksana sang bayu
Menembus kabut menumpu warna semu
Dan aku, susah payah mengejarmu.
Tiba-tiba kau hilang di penghujung jalan
Tepat di tepi muara sungai pemantakan
Tempat dulu kita bermain layangan
Kini menjadi butir-butir kenangan.
Ranah ini menjadi gambaran
Bukan perihal awal menjadi akhiran
Bukan pula tentang hilangnya ikatan
Tapi menaja takdir kehidupan.
#PuisiTakdirKehidupan
#PuisiYulitanti
#Fiksiana
#Klaten,26 Februari2024
#Tulisanke-550
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H