Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

TERVERIFIKASI

Yuli adja

Puisi: Teringat Masa Kecilmu

Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Usai subuh hari ini, 12 Januari 2024, Nak Nangku sudah bangun terlebih dulu sebelum ibu bangunkan. Meskipun masih duduk di atas tempat tidur. Hari istimewa terlihat berbeda dari biasanya.

Hari biasanya ibu harus berjuang membangunkanmu. Hati ibu begitu bahagia, kulantunkan lirik lagu Selamat Ulang Tahun sambil mendaratkan dua ciuman di pipimu.

Bertepatan dengan hari ulang tahunmu, ibu sematkan doa untukmu. Semoga kau menjadi anak yang sholeh, senantiasa selalu sehat, diberi umur panjang, umur yang berkah lagi bermanfaat di dunia maupun di akhirat.

Anakku tersayang! Harapan dan doa ibu berbaktilah pada orangtua, agama dan negara. Semoga hari-harimu dipenuhi kebahagiaan, ketentraman, dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat, Nak!

Teringat masa kecilmu sewaktu ibu menimangmu. Dalam gendongan engkau merengek minta susu. Kata orang wajahmu mirip Boboho, aktor china itu. Begitu lucu.

Kenangan masa kecil yang tak pernah terlupakan. Saat kamu berusia delapan bulan. Ibu kebingungan mencarimu. Kiranya kau merangkak ke rumah tetangga sebelah di tempat Bude dan Pakde.

Ah, mungkin kau tak ingat. Saat itu kau bersimpuh di depan radio tape berlogo hit. Jemarimu yang mungil menari di atas tombol unik. Tersenyum menikmati lagu yang menarik.

Tubuhmu bertumpu pada dua kakimu Gayamu bersimpuh sungguh lucu Tatapan bulat bola mata tertuju pada benda terpajang di meja. Dan tuan rumah hanya tertawa.

Dan satu lagi, kau penakluk 27 tangga Menuju lantai dua milik tetangga Pemilik elektronik serupa. Kau benar-benar hebat, Nak. Bapak dan ibu bangga.

Ah, masa-masa kecilmu sungguh lucu. Ibu tersenyum berbalut rindu Ketika mengingatnya. Kiranya kau lupa, atau mungkin tidak mengingatnya.

Nyatanya, kini engkau telah beranjak dewasa.
Namun kisah ceria masa kecilmu, menumbuhkan warna-warni dalam hidupku, terpatri dalam sanubari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline