Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

TERVERIFIKASI

Yuli adja

Puisi || Bingkai Usang

Diperbarui: 13 November 2023   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fota Bingkai sumber gambar https://pixabay.com/id/photos

Bertepatan dengan waktu kamu mengundangku, sebenarnya aku sudah memutuskan untuk tidak datang karena sebuah alasan. Mungkin kamu merasa aku tidak punya keberanian untuk menggali jejak masa silam yang terpendam.

Setelah sekian dasa warsa kita berpisah, sungguhnya aku merindukan sebuah kebersamaan, di mana kita sama-sama menelan pahit getir kehidupan. Tetapi niat kuurungkan.

Aku tidak berani datang karena kedatanganku sama halnya kembali mengulang seluruh ingatan. Serta menghidupkan waktu yang berlalu, di mana kita sama-sama tak ingin bertanggung jawab atasnya. Dan yang lebih perih, kedatanganku sama halnya menabur garam di atas luka.

Biarlah aku seperti bayang-bayang yang timbul tenggelam menghiasi kelopak senja. Mungkin itulah kata yang lebih tepat menggambarkan perasaanku. Perasaan yang telah beku sekian waktu, lalu mencair hingga mampu merasakan sesuatu. 

Mungkin lebih tepatnya perasaan pada seseorang sebagai penggantimu. Entah sejak kapan perasaan itu muncul, yang kurasa semenjak kamu menghilang dalam sekejap pandangan. Biarlah semua jejak kenangan tersimpan dalam bingkai usang.

#Senandika
#PuisiBingkaiUsang
#Fiksiana
#Tulisanke-514
#Klaten, 12 November 2023
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline