Benarkah Modal Cinta Cukup mengantar Jiwa Hingga ke Jenjang Pernikahan yang nyaman?
Mungkin Pembaca bertanya-tanya dengan sematkan tulisan di atas. Ya, seperti kita ketahui, kabar prahara kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang menimpa pasangan artis belum hilang dari ingatan.
Namun peristiwa serupa terulang kembali, dan menerpa salah satu anggota wakil rakyat Venna Melinda.
Jika pernikahan didasari cinta dan kasih sayang, mengapa harus ada kekerasan?
Kalau dipikir-pikir, apa sih, kurangnya? Mereka menikah dilandasi cinta. Harta, tahta direngkuhnya. Tetapi ujung-ujungnya, KDRT. Menyedihkan.
Kekerasan dalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja, termasuk wong cilik(masyarakat kecil di pedesaan). Pemicunya, faktor ekonomi. Hanya saja tidak terendus media.
Setiap pasangan yang menikah, pasti mendambakan keluarganya harmonis, adem ayem tentrem, hingga akhir hayat.
Mengarungi mahligai dalam ketenangan(sakinah) yang dipenuh cinta kasih (mawadah) penuh rahmat( warahmah) bersama pasangan tentu memunculkan rasa bahagia.
Sekalipun perjalanan kehidupan tidak semulus yang diharapkan. Namun jika seseorang menghadapi serta menyikapinya dengan bijak, niscaya masalah akan lewat.
Keharmonisan rumah tangga tetap terjaga, jauh dari kekerasan yang berujung perpisahan. Insyaa Allah.
***