Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

TERVERIFIKASI

Yuli adja

Puisi | Bulan Tak Pernah Tidur

Diperbarui: 25 Januari 2023   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar bulan. Sumber gambar//https://pixabay.com

Bulan takpernah tidur di hamparan bukit nan hijau
Entah berapa lama sinarnya terangi fanaku
Aliran air takberwarna menuju malam kelabu
Pengantar belahan jiwa meronta menunggu

Bulan begitu pandai menyimpan rindu
Sekalipun masa berwindu-windu
Dia takbertanya apakah jantungmu pernah berdetak untuknya
Selagi cahayanya menerangi, ia tak peduli rasa

Angin berdesir menyapu telinga
Dia bisa mendengar kehadirannya
Bulan takpernah tidur di hamparan bukit nan hijau
Sinarnya kemilau memandu

Meski sesekali awan menyapu
Sinarnya terang di langit biru
Air bening mengaliri senja yang berlalu
Hingga takbisa melihatmu kala mentari menutupmu

Terangnya mentari takbisa kau halau
Bunga takpernah meninggalkanmu
Meski semua warna hilang menghalangmu
Seperti mimpi pasti berlalu

Aku tidak akan pernah melupakanmu
Tapi sayangnya gagal merengkuhmu
Mungkinkah garis takdir menutup guratku
Mungkihkah akan berlalu begitu

Seperti siang menjemputmu
Malam menunggu peranmu
Tetap menunggu hadirmu
Wahai Bulan yang tak pernah tidur di hamparan bukit nan hijau

Terinpirasi sebuah lagu
#BulanTakPernahTidur
#PuisiYuliyanti

#Tulisanke-417
#Klaten, 24 Januari 2024
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline