Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

TERVERIFIKASI

Yuli adja

Puisi | Maut Merenggut di Kanjuruhan

Diperbarui: 8 Oktober 2022   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Tragedi Kanjuruhan: Sumber gambar: m.lampost.co/amp/tragedi-kanjuruhan-malang-ini-tanggapan-suporter-sepakbola-lampung.html

Senja beranjak menuju peraduan
Meninggalkan setangkup goresan
Ketika rindu berpulang ke bulan
Menanggalkan sebuah impian dan kemenangan

Ketika riuh riang tawa membahana
Sekejap angin menyapu segenap massa
Tatkala asap putih datang tetiba Pembawa petaka,
tanah lapang pun berduka

Malam kelam menuai kisah panjang
Riang tawa mengundang genderang
Ratapan duka nestapa
Buntut Tragedi Kanjuruhan menelaah purna
 

Pintu-pintu tertutup rapat
Dada sesak, jiwa meratap, maut merenggut
Di Kanjuruhan menyimpan sejuta kenang
Tragedi Kanjuruhan semoga tak terulang


***

Semoga bagi pecinta bola bisa mengambil hikmah dari sebuah kejadian. Kelak lebih bijaksana menyikapi segalanya. Hingga takkan terjadi tragedi-tragedi Kanjuruhan lainnya.


#PuisiTragediKanjuruhan
#PuisiYuliyanti

#TulisanKe-378
#Klaten, 07 Oktober 2022
#MenulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline