Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

TERVERIFIKASI

Yuli adja

Tradisi Nyadran Jelang Ramadan dari Masa ke Masa

Diperbarui: 3 April 2022   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasihttps://www.genpi.co/amp/berita/10348/tradisi-nyadran-identik-dengan-tenong-apa-itu

Negara Indonesia mempunyai beragam kebudayaan yang menjadi identitas suatu daerah.

Adat yang harus dihormati, dihargai pula dilestarikan secara turun temurun. Orang jawa bilang nguri-nguri Budaya Jawa.

Tradisi atau adat istiadat, di setiap daerah tentu berbeda-beda. Seperti halnya yang terjadi di kota asal penulis.

***

Klaten, merupakan daerah yang diapit antara Daerah istimewa Yogjakarta dan Kota Solo yang masih lekat dengan budaya Jawanya. Begitu juga tentang masyarakat di sekitar, salah satunya kota asal saya masih nguri-uri adat Jawi.

Pada hari Rabu, 30 Maret 2022 lalu, keluarga kecil saya pulang kampung. Sebenarnya hampir setiap akhir pekan mengunjungi ibu dan segenap kerabat.

Namun berbeda dengan hari itu, di kampung sedang ada helatan. Tradisi turun temurun jelang ramadan, yaitu"Nyadran." 

Tetapi sayang, saya tidak bisa mengabadikan momen tersebut.


Tersebab kepulangan sore jelang senja. Ditambah hujan turun ditempat tinggal saya dan ibu secara bersamaan. Syukurlah, jelang senja sudah reda. Awalnya kami ingin bersama-sama ke makam leluhur.. 

Namun situasi tidak memungkinkan untuk ibu yang sudah sepuh. Jadi saya berdua dengan suami lebih dulu berangkat. 


Apalagi harus nyadran di dua tempat yang berbeda. Dari pihak saya dan suami. Sehingga tidak bisa mengabadikan salah satu tradisi jelang ramadan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline