Semangat Hari Senin pembaca Kompasiana. Semoga selalu ceria, apapun suasananya. Dilancarkan dalam segala aktivitas.
Seperti halnya saya, tetap tersenyum bahagia meski sedari subuh hingga jelang aktivitas gerimis datang tanpa diundang.
Bahkan, ketika artikel ini tayang mendung pekat kembali mengundang rinainya.
Suasana menjadi dingin, dan maunya ngemil. Sepertinya, menikmati gorengan sembari minum teh panas terasa nikmat.
Kebetulan di lemari es masih tersimpan empat papan tempe gembus.
Kebanyakan orang bila mendengar kata "Tempe Gembus" mereka berasumsi negatif. Bahkan, sebagian orang menganggap makanan tak bernutrisi.
Dalam hal ini ada yang harus diluruskan, seputar tempe gembus.
Tempe gembus salah satu makanan tradisional hasil fermentasi ampas tahu oleh kapang tempe Rhizopus spp.
Penganan tersebut belum dikenal orang sebelum terjadinya Perang Dunia Kedua.