Puji syukur selalu terpanjat kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa penulis dalam keadaan sehat dan bahagia.
Berkat rahmat dan izin-Nya, hingga pada saat ini masih konsisten menyalurkan ide dalam hobi menulis.
Alhamdulillah, kali ini jemari akan menorehkan rekam jejak selama beberapa purnama yang lalu.
Sejenak saya pun terdiam, mengingat segala ingatan ketika membuat akun Kompasiana. Kemudian caranya saya bisa menuangkan ide agar menjadi tulisan indah.
Penaku pun telah menari hingga pada unggahan ke 163 di laman kompasiana. Tentunya setiap anggitan menghadirkan rerupa kisah.
Dalam Seratus Enam Puluh Tiga artikel terunggah mendapat apresiasi 100 Label Pilihan dan 1 sematan AU oleh admin Kompasiana.
Tertuangnya beberapa goresan menumbuhkan banyak rasa, ada tangis bahagia membuncah kala anggitan tersemat label pilihan.
Namun, ada kalanya timbul rasa sedih bila artikel terlewatkan begitu saja. Padahal, dalam menyuguhkan pun cukup bagus, itu bukan hanya penilain saya saja.
Akan tetapi hasil penafsiran teman sesama kompasianer yang senior. Beliau lebih mengetahui dari apa yang taksaya ketahui.
Meski dari sudut pandang orang lain tulisan saya mengarah vote A U, namun lagi-lagi mentok di "Pilihan" bahkan, ada yang terlewatkan begitu saja.
Apakah hati saya sedih?