Semangat Pagi, Pembaca Kompasiana yang baik hati!
Apa kabar semuanya? Alhamdulillah, senang rasanya kita bersua kembali melalui beyond blogging. Semoga senantiasa tercurah limpahan kasih sayang nan rezeki keberkahan, aamiin.
Kebetulan hari ini kami libur menjalankan puasa sunnah syawal, karena suami banyak acara nan kerja berat, takut batal puasanya hehe.
Sedari ba'da subuh, saya berniat menyajikan sarapan untuk keluarga kecil tercinta. Namun, bingung tatkala mengingat sisa nasi kemarin sore masih banyak.
Saat membuka kulkas ada pula sisa telur dadar dan olahan daging sapi cukup lumayan. Saya pun memutar otak untuk berkreasi memanfaatkan sisa makanan tersebut.
Ahaay!, Ada ide cemerlang "Nasi Goreng Mawut." Lanjut eksekusi di pagi nan cerah ini. Hah...! Kenapa bernama mawut?
Iya, mawut dalam bahasa jawa berarti tumpah. Pada umumnya nasi goreng berbahan nasi, berteman telur, suwiran ayam dengan taburan kubis, timun dan tomat.
Namun, nasi mawut bikinan saya berbahan nasi juga sayuran, kubis dan sawi. Tambahan pernak-pernik sedikit dari sayuran menciptakan nuansa tumpah. Makanya, saya namakan Nasi Goreng Mawut.
Bahan: