- Ketika Satu Nama mengubah hidup Maka, kata Resign jadi Pilihan
Pada akhir tulisan saya sebelumnya (Baca: di Sini)
"Tidak Buru-buru Resign, Mampu Menghantar ke Gerbang Kesuksesan" https://www.kompasiana.com/yuliadja3925/605208828ede4819576de7f2/tidak-buru-buru-resign-mampu-menghantar-ke-gerbang-kesuksesan
Bapak tidak mengizinkan saya keluar dari toko tersebut. Bahkan, beliau menyuruh saya lebih mendekatkan diri pada Sang Pemilik alam semesta.
Fakir ilmu agama tidak menjadikan diri takkenal tuntunannya. Bertambah ilmu yang diajarkan, membuat antusias menjalankan ajarannya.
Ahai, tunggu dulu. Jangan berpikir negatif, ya. Positif thinking aja deh, hehehe. Baiklah, kita kembali ke cerita. Semua usaha dengan doa berharap kehidupan kami jauh lebih baik.
Ajaran beliau jadi panutan, sejak saat itu saya mengenal istilah 'Sesirih' atau lelaku dalam bahasa jawa. Melakukan hal baik seperti puasa sunnah senin-kamis, atau pun bertepatan dengan hari lahir.
Makan ubi-ubian (ngrowot) tidak makan nasi untuk kurun waktu tertentu. Selain melalukan semua itu tidak lupa selalu bermunajat, pasrah. Namun, tetap bekerja pun berjuang untuk menyeimbangkan bentuk nilai ibadah.
Suatu ketika bapak bilang;
''Gusti Allah, ora sare Nduk. Dilakoni opo welinge bapak, suk kowe bakal methik kabejan."( Allah SWT tidak tidur Nak. Dilakukan saja kata bapak, besuk kamu akan memetik keuntungan atau kesuksesan)
"Inggih, Pak."