Aku pernah dibuat sedih lagi resah
Kala mendung pekat menutup awan Bertambah listrik padam membuat suasana seram
Meski begitu tak bosan netra menatapnya.
Aku lama merindukanmu
Kerlap-kerlip cahaya di langit biru
Seperti dulu, tak ingin melewatkan hadirmu
Ah, sungguh sangat menawan kilaumu.
Seandainya tiada cahaya terang
Langit kelam tak berbintang gelap gulita
Apa yang akan terjadi?
Mungkin bisa bertabrakkan isi bumi.
Sering kali mata terpejam kala menanti
Sinarmu pengobat rasa kegalauanku
Bintang-bintang, kapan kau menari?
Tersenyumlah menyinari bumi.
Kilaumu tak akan berlalu
Meski awan hitam menutupmu
Yakinlah, badai pasti berlalu
Bersama angin yang menderu
Tulisan ke 35. Klaten, 19 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H