Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

TERVERIFIKASI

Yuli adja

"Suara Hati Seorang Pedagang"

Diperbarui: 4 Februari 2021   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Sabtu-Minggu 6-7 Februari di rumah saja
Begitu palu diketuk Sang Penguasa
Tak bisa mengelak pun meronta
Hanya menunduk tanda setia meski terpaksa.

Begitu lesu muram wajah sendu
Perpanjang PSBB membuat terpuruk rakyatmu
Walau kutahu, tujuanmu
Memutus rantai itu.

Tahukah, bagaimana nasib pedagang?
Bagaimana pula dengan pengusaha yang dikejar deadline?
Begitu pula nasib pekerja serabutan
Kerja saat ini untuk makan esok hari.

Rakyatmu menangis menjerit pilu
Kala harus menutup pintu lapak rapat-rapat
Mereka bukan pegawai negeri Sipil
Bukan pula Aparatur Sipil Negara
Siap digaji meski libur mendengkur

Lihatlah, pedagang kaki lima di sana
Menunggu ceperan mengais rezeki kala pandemi
Rezeki, duit, tak datang dengan sendiri
Mesti dijemput dengan upaya tanpa paksa

Maaf, bukan kami tak patuhi aturan
Namun, perut lapar tak pandang gerangan
Andai pintu ditutup rapat
Jelas dapur pun tak berasap
Meski hanya dua hari saja
Tetap duit tak datang jua.


Klaten, 04 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline