Kebiasaan setiap ba'da subuh saya menyibukkan diri di dapur. Dari mulai mencuci piring, bersih-bersih lalu memasak. Pula menanyakan menu yang ingin disantap Anak Lanang(Nak Nang). Maksudnya ingin memasak untuknya.
Iya, setiap pagi menu sarapan buat keluarga kecil saya ditentukan olehnya. Maklumlah, anak saya belum mau makan seperti layaknya anak seusianya.
Di mana hampir setiap anak suka masakan yang dihidangkan ibunya. Tetapi beberapa bulan terakir ini mulai suka nasi goreng. Syukur alhamdulillah, ada satu peningkatan. Sayangnya, saya sedang tidak sehat. Sehingga tidak bisa membuatkan menu untuknya.
Tetiba Naknang mendekat di pinggir ranjang tempat saya rebahan.
"Mi, ajarin bikin makanan kesukaanku dong." Celetuknya manja.
Rupanya dia mengerti kondisi ibunya, jadi minta diajari membuat menu favorit. Saya merasa senang, ada niat belajar yang muncul dari lubuk hati tanpa diminta.
"Ayuk, siapkan peralatan dan bumbunya" kataku menambah semangatnya. Lalu anak itu segera bergegas ke dapur mengambil cobek, dan ulekan. Dalam batin, tahu juga Le.
"Apa saja bumbunya, Mi?"
Saya hanya tersenyum melihat aksinya yang sedikit super sibuk layaknya orang dewasa padahal umurnya belum genap dua belas tahun.
Namun terkadang sikapnya seperti pria matang. Apalagi saat saya sedang sakit, ia lebih memerhatikan.
"Baiklah siapkan semua bahan-bahannya, Mimi pandu."