Di zaman yang semakin canggih seperti ini sudah pasti semua masyarakat baik dari kalangan anak-anak, para remaja, bahkan orang tua tidak asing dengan kata elektronik dan media sosial. Tidak bisa dipungkiri media sosial begitu cepat masuk kedalam kehidupan masyarakat dunia. Sebenarnya media sosial bisa diibaratkan pisau bermata dua. Disatu sisi media sosial bisa bermanfaat bagi penggunannya apa bila digunakan secara bijak dan benar. Dan disatu sisi media sosial bisa menjadi musuh bahkan sangat berbahaya bagi penggunannya apa bila tidak digunakan secara bijak dan benar.
Namun media sosial saat ini lebih banyak digunakan sebagai alat untuk penyebaran kejahatan, berita hoax serta kejahatan-kejahatan yang lain. Padahal penggunaan media sosial sudah di atur dalam UU ITE yang terdapat pada pasal 27 ayat 3 yang melarang setiap orang denan sengaja dan tanpa hak untuk mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat diakseskan informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan dan atau pemecemaran nama baik.
Dalam zaman modern saat ini media sosial lebih populer dikalangan generasi muda yang dimana sasaran utama kejahatan atau dampak positif media sosial adalah para generasi penerus bangsa.
Pemuda bangsa merupakan suatu aset berharga dalam suatu nregara, mengapa? Karena para pemuda merupakan penerus banggsa yang akan melanjutkan perjalanan suatu bangsa dan sebagai penentu kemana bangsa itu akan diarahkan, apakah akan diarahkan menuju negara yang berkembang yang dikenal diberbagai negara atau justru sebaliknya dikenal sebagai negara yang buruk yang hanya memiliki sumber daya manusia yang tidak brguna dan tiadak berkualitas. Dan suatu negara dapat dikatakan sebagai negara yang baik apabila negara tersebut memiliki para pemuda yang kreatif, inofatif, dan juga cerdas serta memiliki rasa cinta terhadap negaranya.
Untuk menumbuhkan rasa cinta dalam kalangan anak muda di zaman milenial saat ini memang tidak mudah dibutuhkan srategi khusus dalam hal ini. Ditambah dengan berbagai peredaran teknologi yang semakin canggih saat ini. Yang bisa menimbulkan dampak yang negatif dalam kehidupan para penerus bangsa apabila tidak dipergunakan secara bijak dan benar. Ditambah lagi karakteristik para generasi milenial yang selalu menggunakan alat elektronik sebagai kebutuhan sehari-harinya. Dengan adanya hal seperti ini bisa membuat para generasi milenial mengalami dekadensi moral, yang dimana pada saat generasi milenial berkumpul mereka lebih sibuk dengan alat elektronik yang mereka miliki masing-masing seperti gadget, yang digunakan sebagai alat untu berselfie ria untuk dinbagikan ke sosial media, alat bermain games, chattingan, atau menonton video yang disajikan dalam berbagai media sosial. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat mereka kurang kenal satu sama lain.
Sebenarnya media sosial bisa menjadi peluang yang sangat baik untuk menjadikan para generasi milenial sebagai generasi yang berguna baik untuk dirinya sendiri, untuk keluarga, masyarakat bahkan untuk negara dan bangsa. Dengan berbagai kecanggihan alat elektronik yang saat ini berkembang serta dengan berbagai fitur yang disediakan di sosial media bisa membuka peluang bagi para generasi milenial untuk menciptakan suatu karya dimedia sosial atau hanya sekedar untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
Ditambah lagi dengan berbagai fitur penunjang bagi para generasi milenial untuk membuat berbagai karya yang positif yang bisa disebarkan seperti youtube yang bisa digunakan sebagai media untuk menyebarkan konten-konten yang membangun dan yang mengajak oeang lain untuk melakukan hal-hal yang positif, atau instagram, whatsapp, facebook dijadikan sebagai alat untuk menyebarkan informasi-informasi yang positif.
Apabila suatu negara memiliki para generasi milenial yang cerdas, kreatif dan inofatif dalam menggunkan media sosial otomatis negara tersebut akan dikenal sebagai negara yang memiliki para pemuda yang peduli akan lingkungannya serta negara tersebut akan dikenal di negara-negara lain sebagai negara yang memiliki para pemuda yang cerdas, kreatif dan inofatif.