Lihat ke Halaman Asli

Evaluasi 2 Hari Sistem Satu Arah Lingkar Kebun Raya Bogor

Diperbarui: 3 April 2016   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sistem Satu Arah Lingkar Kebun Raya Bogor (hallobogor.com)"][/caption]Evaluasi 2 Hari Sistem Satu Arah Lingkar KRB

Bogor merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Berpenduduk sekitar 1 juta jiwa, menjadikan Bogor sebagai kawasan yang padat. Banyaknya penduduk juga berbanding lurus dengan padatnya kendaraan di ruas-ruas jalan Kota Bogor, terlebih jika hari libur banyak kendaraan dari luar kota terutama Jakarta yang berwisata ke Kota Bogor.

Selain Kota Hujan, Bogor juga memiliki julukan Kota Seribu Angkot. Jika sedang berada di sini, kita tidak perlu bingung mencari angkot, karena angkutan umum berwarna hijau tersebut jumlahnya sangat banyak. Bahkan jika dilihat, perbandingan angkot dengan kendaraan pribadi di jalanan Kota Bogor hampir 50:50.

Menurut salah satu survei, Kota Bogor dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia. Aneh, selama ini masyarakat hanya tahu Jakarta sebagai ibukota yang super macet, namun masih ada yang lebih macet dari Jakarta. Sungguh ironis, walaupun tidak pernah macet parah, namun kemacetan di Kota Bogor tidak mengenal waktu dan tempat. Di setiap sudut kota, pagi, siang, dan malam pun bisa macet, apalagi ketika hari libur.

[caption caption="Bogor, Kota Seribu Angkot (news.okezone.com)"]

[/caption]Kenapa hal ini bisa terjadi, yang jelas faktor utamanya adalah jumlah ruas jalan yang tidak bisa menampung jumlah kendaraan yang semakin banyak. Bagaimana dengan angkot? Bisa jadi. Tapi angkot tidak sepenuhnya bisa disalahkan karena minat masyarakat Kota Bogor dalam menggunakan angkutan umum sangat besar.

Kemacetan yang tidak bisa terelakkan adalah di sekitar lingkar Kebun raya Bogor (KRB). Di lingkar KRB terdapat setidaknya 2 mall besar yaitu BTM dan Botani Square sebagai pusat perbelanjaan yang ramai. Belum lagi pengunjung KRB yang tak pernah sepi. Salah satu sisi KRB merupakan jalan bagi kendaraan yang akan masuk atau keluar tol Jagorawi dan stasiun Bogor. Di sisi lain, terdapat berbagai kantor pemerintahan daerah dan Istana Presiden.

Karena jalan lingkar KRB yang dianggap sering macet, akhirnya dibuat kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) lingkar KRB yang diuji coba mulai 1 April kemarin. SSA merupakan rekayasa lalu lintas yang dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di sekitar KRB. Juga untuk meningkatkan kelancaran arus lalu lintas di keempat ruas jalan lingkar KRB dan ruas jalan pendukung, serta mengurangi atau menghilangkan hambatan penyebab kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.

SSA dilaksanakan dengan pertimbangan lingkar KRB memikul beban 1,2 juta perjalanan orang setiap hari. Selain itu juga menjadi perlintasan 600.000 commuter yang 50 persennya dari luar kota dan dilintasi 13 trayek angkot. Pertimbangan lainnya adalah terdapat banyak kendaraan dan orang yang keluar masuk sekolah, kantor, pasar, dan pusat perbelanjaan.

[caption caption="SSA diberlakukan searah jarum jam. (news.okezone.com)"]

[/caption]SSA menggunakan jalur yang memutar searah jalur jam. Hal itu berguna untuk mengurangi pergerakan kendaraan yang memotong arus lalu lintas. Setidaknya ada 11 titik konflik kendaraan belok kanan yang menjadi perpotongan arus lalu lintas antara pejalan kaki dengan kendaraan dan sebaliknya, yang akan hilang. Seperti Simpang Pangrango, Simpang Sempur, Simpang Denpom, Simpang Hotel Salak, Simpang Kapten Muslihat, Simpang Paledang, Simpang BTM, Simpang Jalan Roda, dan Simpang Jalan Bangka.  

Manfaat lain dari putaran searah jarum jam adalah mengurangi jumlah orang yang menyeberang jalan karena semua kendaraan bergerak di kiri jalan dan hampir semua titik tujuan seperti kantor, sekolah, pasar, dan pusat perbelanjaan lingkar KRB berada di sebelah kiri jalan. Hanya pintu istana, Gereja Zaboth, Kantor Pos, dan pintu Kebun Raya yang berada di kanan jalan. SSA di sekitar KRB menghilangkan 7 titik perpotongan naik turun kendaraan atau menyeberang jalan yaitu Seberang Sekolah Regina, Seberang Jembatan Sempur, Seberang Balai kota, Seberang BTM, Seberang Museum Zoologi, dan Seberang Jalan Roda. Selain itu juga mengurangi hambatan akibat kegiatan naik turun penumpang angkutan kota di samping pagar sekeliling KRB. Juga mengurangi penyeberangan jalan yang turun dari angkutan kota atau yang akan naik angkutan kota.

Dua hari berjalan, SSA masih mengalami banyak kekurangan. Bukan malah mengurangi macet, malah yang terlihat adalah kemacetan yang semakin parah, apalagi saat hari pertama diberlakukannya SSA. Ditambah dengan protes dari beberapa sopir angkot yang merasa dirugikan akibat diterapkannya SSA ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline