Lihat ke Halaman Asli

Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Pemikiran KHD yang Dapat Diimplementasikan pada Konteks Lokal Sosial Budaya Daerah Asal

Diperbarui: 26 September 2023   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi 

RUANG KOLABORASI MODUL 1.1 

PEMIKIRAN KHD YANG DAPAT DIIMPLEMENTASIKAN PADA KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DAERAH ASAL

Assalamualaikum Warahmatullah..

Perkenalkan saya Yulia Endang Purwanti, CGP Angkatan 9 Kota Cimahi Jawa Barat dari SD Negeri Cibabat Mandiri 2.

Kali ini saya akan memaparkan Tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.1  Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang dapat Diimplementasikan pada Konteks Lokal Sosial Budaya Daerah Asal. 

Tujuan pemaparan ini adalah saya sebagai CGP  mampu menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.

Ruang Kolaborasi memberikan ruang perjumpaan bagi saya dan semua rekan CGP untuk bekerja sama dalam mendiskusikan pemikiran KHD yang dapat diimplementasikan pada konteks lokal sosial budaya daerah asal Anda. Hasil diskusi kami tuangkan sebagai bentuk bahan presentasi dan tanya jawab . 

Pemikiran KHD yang dapat Diimplementasikan pada Konteks Lokal Sosial Budaya Daerah Asal.


Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan Budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah
sehingga pendidikan yang menganut prinsip kontekstual sesuai dengan keberadaan nilai-nilai luhur yang mengandung kearifan budaya lokal yang relevan bagi peserta didik

Pemikiran KHD pendiri pendidikan nasional Indonesia, mengajarkan bahwa pendidikan harus mencerminkan dan menghormati kebudayaan lokal, memberikan bekal yang relevan untuk menghadapi tantangan global.
Konteks sosio-kultural di daerah kita memiliki kekayaan yang unik, Nilai-nilai, tradisi, adat istiadat, dan norma-norma sosial menjadi pilar kuat yang membentuk identitas masyarakat.


Pemikiran Ki Hajar Dewantara, yang menekankan pada pendidikan berbasis karakter dan kreativitas, sesuai dengan semangat kearifan lokal. Pendidikan yang memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut mampu menciptakan individu yang berdaya, memiliki identitas kuat, dan siap berkontribusi pada masyarakat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline