Bicara soal patah hati, semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami yang namanya patah hati. Patah hati adalah fase paling menyakitkan setelah putus cinta. Ketika harapan yang tak sesuai dengan kenyataan hanya akan menimbulkan kekecewaan yang berakhir luka. Sedih, marah, rasanya campur aduk. Pikiran pun kacau bahkan terkadang berpikir untuk menyerah dan mengakhiri hidup. Lalu bagaimana perempuan menghadapi patah hati?
Saat awal berpisah tentu perempuan yang paling tersiksa, baik fisik maupun batinnya. Tak jarang yang mengurung diri dan sama sekali tidak berniat untuk bangun dari tempat tidur, bahkan untuk makan saja rasanya sulit. Ada rasa sesak di dada yang mungkin sulit dijelaskan dengan kata-kata. Hari terus berlalu, tapi bagi perempuan yang sedang patah hati semua hari terlihat sama yakni terasa kelam.
Perempuan yang sedang patah hati cenderung mengalami perubahan emosional yang ekstrim hingga banyak juga yang sampai mengalami depresi. Meskipun demikian, menurut penelitian perempuan justru cenderung lebih mudah pulih dari patah hati. Berbeda dengan laki-laki yang mungkin tidak pernah pulih total dari yang namanya patah hati.
Namun, untuk pulih dari patah hati perempuan membutuhkan waktu dan banyak energi. Hal ini dikarenakan, tidak mudah bagi para perempuan untuk melewati fase-fase yang paling menyakitkan itu.
Pulih dari patah hati itu memang sulit. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Perempuan-perempuan yang sedang patah pasti akan pulih dan menjadi sosok yang 100 kali lebih kuat dan hebat. Kuncinya, hadapi dan nikmati rasa sakitnya dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H