Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

"Benang Mass", Sebuah Cerita tentang Terobosan Pembelajaran Berdiferensiasi

Diperbarui: 24 November 2024   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tari Piring. (Dokumentasi pribadi Alyfia)

Menghargai keunikan setiap anak adalah cara terbaik untuk mendukung mereka dalam menemukan jati diri mereka.

Dua orang siswi menggerakkan badannya selaras irama. Dengan baju yang didominasi warna biru gemerlap dan tutup kepala khas Minangkabau keduanya sesekali tersenyum. Bunga merah di dekat telinga mempercantik penampilan mereka saat itu.

Tepuk tangan siswa, guru dan tamu begitu meriah begitu mereka mengakhiri penampilan. Sesudah bertugas, keduanya segera bergabung bersama teman-teman yang lain.

Dua orang di atas adalah siswa yang tergabung dalam program Benang Mass sekolah. Mereka sedang mempersembahkan Tari Piring pada acara visitasi lomba Inotek tingkat propinsi.

Mengapa harus ada Benang Mass?

Siswa dan mading Benang Mass. (Dokumentasi pribadi Fathim)

Benang Mass merupakan akronim dari Belajar Menyenangkan bersama Siswa Spesial.

Dari pembicaraan saya dengan guru BK diceritakan bahwa program ini bermula dari pengamatan guru BK terhadap hasil tes psikologi siswa.

Tes psikologi yang di dalamnya juga ada IQ adalah program sekolah yang dilaksanakan di awal tahun pelajaran untuk siswa baru. 

Lewat tes ini diharapkan sekolah lebih memahami kondisi siswa. Di samping untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, juga supaya bisa menangani dengan cepat jika terjadi masalah dalam pembelajaran di sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline