Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Titah Gayatri, Sang Petarung di Atas Papan Hitam Putih

Diperbarui: 7 Juni 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Titah Gayatri , dokumentasi pribadi

Namanya Titah Gayatri. Jika melihat sekilas dari perawakannya saja, banyak orang mungkin akan berpikir ia hanya siswi SMP biasa, sedang berharap-harap cemas akan masuk SMA mana. Akan tetapi, tidak akan ada yang menyangka bahwa di balik tubuh gadis mungil tersebut, tersimpan segudang prestasi yang ia telah pupuk sejak dini, siap dituai sewaktu-waktu.

Berawal dari medali perunggu yang ia raih pada Kejuaraan Provinsi Jawa Timur untuk kelompok usia tujuh tahun di tahun 2015, karir siswi SMP Negeri 3 Malang tersebut melonjak drastis pasca Pandemi Covid-19 empat tahun silam. Berbagai penghargaan ia sabet, mulai dari medali emas Kejuaraan Provinsi Jawa Timur kelompok usia 13 tahun pada bulan September 2022, Juara 3 Festival Catur Pelajar Nasional kategori SMP putri sebulan setelahnya, hingga yang terbaru adalah Juara 3 JAPFA Chess festival 2023 kategori putri kelompok usia 14 tahun.

Dengan segudang prestasi di genggamannya, saya merasa sangat antusias ketika mendapatkan kesempatan untuk berbincang ringan dengan Titah Gayatri pada hari Selasa (04/06). Darinya, saya mendapatkan banyak pandangan tentang lika-liku perjalanan atlet catur muda dalam mengejar mimpinya.

Bincang ringan dengan Titah Gayatri, pecatur berprestasi SMP Negeri 3 Malang., dokumentasi pribadi

Pewawancara (P): Let's start with a general question. Mengapa catur? Sejak kapan mengenal papan catur dan apa yang membuat seorang Titah Gayatri mulai tertarik bermain catur?

Titah Gayatri (TG): Saya mulai bermain catur dari umur lima tahun, Mas.

P: Lima tahun?!

Jujur, saya cukup terkejut mendengar jawaban Titah. Saya yang memiliki keponakan berusia sekitar lima menuju enam tahun tahu persis betapa sulitnya mengajak anak seusia tersebut untuk duduk diam dan berkonsentrasi selama lebih dari setengah jam, belum pula mengajarkan konsep catur yang bisa dibilang rumit bahkan untuk orang dewasa sekalipun.

Pujian tidak hanya layak dilayangkan kepada Titah dan bakat luar biasanya, melainkan juga kepada pihak keluarga dan pelatih yang mampu bersabar membimbing Titah sejak dini.

TG: Iya, Mas. Saya mulai bermain catur sejak umur lima tahun. Waktu itu, ayah dan kakek yang mengenalkan saya kepada permainan papan catur ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline