Mbak Menik sudah siap dengan kopor dan tas besarnya. Busana muslim yang simpel menemani penampilannya saat itu. Di sebelahnya Dina dan Ari berlarian ke sana kemari, keduanya tampak begitu gembira.
Semua tampak cerah. Hari yang sangat menyenangkan, karena saat mudik sudah tiba.
Sebagai anak yang berbakti pada orang tua, tiap lebaran Mbak Menik selalu menyempatkan dirinya untuk mudik.
Ya, orang tuanya yang di Jogja pasti sangat rindu. Lebaran adalah saat mereka bersama berkumpul bersama saudara-saudara, dan itu adalah saat yang tak boleh dilewatkan begitu saja.
Untungnya Mas Aryo suaminya juga orang Jogja. Jadi sekali berangkat mereka bisa berkunjung ke dua tempat.
Tak berapa lama, Mas Aryo segera keluar dan mengunci pintu pagar. Diliriknya jam di pergelangan tangannya. Sebentar lagi travel yang mereka pesan akan datang.
"Jendela sudah ditutup semua, Mas?" tanya Mbak Menik sambil membaca kertas kecil di tangannya.
"Sudah," jawab Mas Aryo.
"Pintu depan? Gas sudah dimatikan?"
" Cop-copan listrik yang tidak perlu sudah dilepas? Beberapa lampu sudah dihidupkan?" tanya Mbak Menik lagi.