Beberapa anak sambil membawa buku yang penuh berisi tulisan tangan tampak duduk dengan rapi di depan pengimaman.
Di depan mereka, duduk imam sholat tarawih sambil membawa bolpoin. Di antara anak anak dan Imam sholat dibatasi sebuah dampar (meja kecil).
Dengan sabar beliau melayani anak-anak yang menyodorkan bukunya satu persatu. Minta tanda tangan, itu yang mereka lakukan.
Sesudah ditandatangani, si pemilik buku langsung mengucapkan terima kasih, salim, dan meninggalkan langgar dengan hati lega.
Ya, satu tugas sekolah sudah diselesaikan yaitu merangkum isi ceramah sholat tarawih, minta ditandatangani khotib atau imam sholat, nanti di rumah tinggal minta tanda tangan orang tua.
Buku rangkuman ceramah tidak boleh hilang, harus dikumpulkan sesudah ramadhan karena untuk nilai rapor mapel agama. Itu yang selalu disampaikan oleh guru agama.
Jadilah dalam bulan Ramadhan buku itu seperti buku sakti. Tidak boleh hilang, dan harus selalu dibawa saat ke langgar atau masjid.
Itu adalah cerita kegiatan saya saat Ramadhan di masa kecil. Betapa kehadiran Buku Ramadhan sangat mewarnai kegiatan Ramadhan kami. Barangkali di antara pembaca ada yang pernah mengalami hal serupa.
Buku Ramadhan adalah buku yang menjadi kontrol bagi kami agar melaksanakan kegiatan Ramadhan sebaik-baiknya. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Karenanya sayang jika tidak dimanfaatkan untuk banyak beribadah di setiap harinya.
Dengan adanya buku tersebut saat ceramah sholat tarawih anak-anak kecil menjadi jauh lebih tenang.