Pagi itu sekitar tiga puluh dua siswa kelas sembilan duduk berkeliling di aula. Empat siswa sedang memberikan penjelasan sekaligus praktik , sementara yang lain memperhatikan.
Penjelasan berkisar tentang bagaimana cara menaksir tinggi sebuah obyek.
Sebuah tongkat dipegang dalam posisi berdiri oleh seorang siswa, sementara satu siswa yang lain terlentang sambil mengintai ke arah obyek yang akan ditaksir ketinggiannya. Dalam hal ini obyeknya adalah lampu gantung di aula.
Sementara siswa yang terlentang mengintai obyek dengan teliti, siswa yang berdiri memegang tongkat menandai posisi titik di tongkat yang membentuk garis lurus antara mata, dan obyek. Tampak sekali kerjasama yang baik di antara mereka.
Hasil pengamatan lalu mereka catat dan dipakai sebagai dasar untuk menaksir ketinggian lampu gantung.
Empat siswa yang praktik di atas adalah siswa yang tergabung dalam pramuka inti sekolah.
Dalam pembelajaran matematika kali ini saya sengaja mengajak siswa pramuka berkolaborasi , karena topiknya akrab dengan dunia pramuka yaitu penerapan kesebangunan segitiga untuk memecahkan masalah di sekitar kita.
Jika di tulisan sebelumnya saya menulis tentang penggunaan klinometer untuk menghitung ketinggian obyek dengan menggunakan konsep kesebangunan segitiga, kali ini saya bercerita bahwa ternyata konsep matematika juga banyak digunakan dalam pramuka.