Suatu saat dalam pembelajaran matematika materi persamaan linier satu variabel, saya memberikan sebuah soal pada siswa. Soal yang sederhana yaitu mencari nilai x dari sebuah persamaan linier.
Bentuk soal adalah sebagai berikut:
Tentukan nilai x yang memenuhi:
3x + 5 = 2x + 7
Dalam hal ini siswa sudah belajar mengenai cara menyelesaikan persamaan linier satu variabel dengan menggunakan aturan pindah ruas. Harapannya siswa akan menjawab dengan cara sebagai berikut:
3x + 5 = 2x + 7
3x - 2x = 7 - 5
x = 2
"Ada yang sudah menemukan jawaban?" tanya saya pada kelas.
Beberapa siswa angkat tangan. Aih, rupanya ini termasuk soal mudah. Buktinya banyak yang sudah selesai.
"Andi, tuliskan jawabanmu di depan,"
Dengan percaya diri Andi maju ke depan menuliskan jawabannya. Tepat seperti yang diharapkan, jawaban Andi persis dengan yang tertulis di atas.
"Bagaimana? Adakah yang punya pendapat lain?" tanya saya lagi.
Diam sesaat. Tiba-tiba di barisan paling belakang seorang siswa mengangkat tangan agak ragu.
"Ya? Bagaimana Deni?"
"Maaf, Bu, saya boleh pakai cara langsung?" tanya Deni.
"Tapi jawabannya sama..," tambahnya.
"Oh ya? Coba terangkan, Deni," jawab saya lagi.
Deni maju ke depan.
Ia menerangkan bahwa untuk mendapatkan jawaban, Deni memasukkan angka satu persatu sebagai berikut: