Dalam tulisan kali ini, saya akan bercerita tentang pengalaman mengikuti simposium bersama di aula tugu Malang.
Pengalaman yang sangat menarik. Sesama guru dari TK sampai dengan SMA/SMK bisa sharing ilmu dan berdiskusi tentang inovasi pembelajaran yang sudah dilakukan dalam suasana yang hangat dan akrab.
******
Pagi itu suasana Aula Tugu Malang lebih ramai dari biasanya. Guru-guru dari berbagai sekolah datang dengan berseragam PGRI. Ya, sebagai salah satu rangkaian peringatan HUT PGRI ke 77 dan Hari Guru Nasional diadakan Simposium Bersama dan pameran dari karya inovasi guru-guru se kota Malang.
Karya para guru bisa berupa PTK, best practice atau buku.
Acara dibuka oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang sekitar pukul 09.00. Sesudahnya Bapak Kadinas meninjau pameran buku hasil karya para guru dan sebagai wujud apresiasi, para guru penulis diajak berbincang satu persatu.
Sekitar pukul setengah sebelas acara simposium pun dimulai. Oh ya, ada 250 peserta, 30 pemateri dan 40 penulis yang hadir hari itu mulai dari tingkat TK, SD, SMP juga SMA/SMK.
Pelaksanaan simposium dibagi dalam ruang- ruang. Kami guru SMP dijadikan satu dengan guru TK, sementara guru SD dan SMA/SMK di ruang yang lain.
Simposium berjalan begitu gayeng. Inovasi para guru sangat menarik. Beberapa yang sempat saya catat adalah Matematika Laba-laba, sebuah cara mengajarkan matematika di TK, Penggunaan Barcode untuk Presensi Sholat Dhuhur Siswa di Sekolah, sedangkan saya memaparkan tentang Penggunaan Kartu Pipolondo untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa.
Dalam Matematika Laba-Laba, guru memaparkan bagaimana mengajak siswa TK belajar berhitung dengan menggunakan boneka laba-laba. Sangat menarik, hanya sayang saya tidak sempat memotretnya.