Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Long March Menelusuri Jejak Perjuangan Pahlawan Hamid Rusdi

Diperbarui: 18 November 2022   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di depan monumen Hamid Rusdi, dokumentasi : Gerry Valentino

Pagi itu suasana di Balaikota Malang terasa demikian istimewa . Di bagian dalam ratusan siswa dengan kostum pejuang dan pembina  pramuka sedang mengikuti apel, sementara di bagian luar orang tua atau pengantar siswa mengikuti acara dengan sabar.

Ya, di Sabtu pagi itu akan diberangkatkan rombongan peserta long march, napak tilas jejak perjuangan pahlawan Hamid Rusdi dari Balaikota hingga Wonokoyo Malang.

Mengenal Pahlawan Hamid Rusdi

Patung Hamid Rusdi, Sumber gambar: Malang Times

Hamid Rusdi adalah pahlawan nasional yang berasal dari kota Malang. Pahlawan Hamid Rusdi diabadikan dalam sebuah patung yang terletak di Jalan Simpang Balapan dekat jalan Ijen Malang

Pahlawan Hamid Rusdi lahir pada 1911 di Desa Sumbermanjingkulon, Pagak, Kabupaten Malang. Dan merupakan pahlawan tiga masa, yaitu masa penjajahan Belanda, Jepang, serta kemerdekaan.

Ketika penjajahan Belanda, beliau aktif di bidang kepanduan.  Di masa Jepang berkuasa di Indonesia, Hamid Rusdi menyusup ke dalam PETA (Pembela Tanah Air) pada tahun 1943. Saat itu beliau berpangkat Sudanco (Letnan I) dan ditugaskan di Malang.

Di hadapan Jepang, Hamid Rusdi sibuk latihan militer, dan secara underground, beliau sibuk mempersiapkan laskar perlawanan Jepang.

Peserta Long March, dokumentasi : Gerry Valentino

Pahlawan Hamid Rusdi adalah juga pencetus Malang Lautan Api.

Di tahun 1947 ketika terjadi agresi militer pertama, beliau menjadi perwira tertinggi di Malang yang bertugas mempertahankan kota dari serbuan Belanda.

Di sinilah aksi legendaris Hamid Rusdi terjadi. Beliau berkeliling kota mengendarai jeep dan memerintahkan seluruh rakyat menghanguskan bangunan Belanda. Dan peristiwa ini dikenal dengan Malang Lautan Api.

Pada 8 Maret 1949, Hamid Rusdi pulang ke rumah. dan berpamitan pada sang istri, dan ternyata itu adalah pertemuan terakhir beliau dengan keluarga  karena sesudahnya Hamid  Rusdi gugur dalam pertempuran melawan Belanda di Wonokoyo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline