Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Jahit Tangan, Sebuah Keterampilan yang Banyak Ditinggalkan

Diperbarui: 31 Agustus 2022   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar menjahit bersama, dokumentasi pribadi

 Jika kamu mendidik satu laki-laki maka kamu mendidik satu orang, namun jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi   (Drs. Moh Hatta)

Seiring berkumandangnya azan Dhuhur,  siswa putri segera mengambil air wudhu dan bergegas memasuki aula.  Ya,  sebagaimana biasanya,  hari Jumat saat siswa putra harus sholat Jumat di masjid, siswa putri mengikuti kegiatan keputrian yang dilanjutkan dengan sholat Dhuhur berjamaah di aula .

Keputrian adalah kegiatan wajib yang diikuti siswa putri di hari Jumat di sekolah kami.  Sesuai namanya,  kegiatan ini berisi hal hal yang berkaitan dengan kewanitaan.  

Tidak hanya masalah agama,  kegiatan ini juga banyak diisi oleh materi umum, misal bagaimana cara bersopan santun,  cara menjaga kebersihan dan kesehatan,  segala hal yang berkaitan dengan menstruasi,  dan yang tak kalah penting adalah pemberian ketrampilan.

Kegiatan menjahit saat keputrian, dokumentasi pribadi

Kegiatan Keputrian di sekolah kali ini diisi dengan ketrampilan menjahit dengan tangan.  Mengapa menjahit?  Sebagaimana diketahui ketrampilan menjahit atau dalam bahasa Jawanya 'dondom' sudah banyak ditinggalkan anak zaman sekarang.

Dulu zaman saya masih sekolah,  satu minggu sekali ada pelajaran PKK,   yang salah satu kegiatannya adalah menjahit baik menggunakan tangan ataupun mesin. 

Namun seiring perkembangan waktu ketrampilan ini mulai digantikan ketrampilan yang lain, misal elektronika atau komputer.

Akibat semakin langkanya pelajaran menjahit di sekolah,  banyak siswa yang bahkan tidak bisa menggunakan jarum dan benang.  

Kemampuan menjahit yang sangat minim membuat siswa tidak bisa menjahit sendiri roknya yang sedikit koyak (dhedhel= Jawa),  badge yang lepas atau kancing yang lepas.  Apalagi jika orang tuanya sibuk,  atau tidak sempat membawa ke penjahit.

Sebagai satu usaha untuk meningkatkan kemandirian dan ketrampilan siswa putri maka kegiatan menjahit dengan tangan atau berdondom ria ini dilaksanakan.

Kegiatan menjahit dengan tangan kali ini dilaksanakan  dengan bimbingan beberapa ibu guru dan PPG.  Di minggu pertama kegiatan berisikan membuat jelujur dan tusuk silang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline