Bulan puasa selalu mengingatkan saya pada masa kecil. Masa dimana saya, adik dan kakak bersama-sama belajar puasa, dari puasa bedug dan perlahan lahan kuat melaksanakan puasa sampai Maghrib (nutug)
Nuansa puasa selalu menyenangkan. Meski kami selalu buka dan sahur dengan hidangan yang sederhana, tapi kehangatan begitu terasa.
Satu sosok yang membuat saya kagum adalah ibuk. Betapa tidak? Ibuk selalu menghidangkan masakan yang berganti-ganti tiap harinya.
Masakan ibukpun berganti-ganti. Kadang sop, sayur bayam, sayur asem, lodeh, tumis kangkung, dan selalu dilengkapi dengan hadirnya tempe, tahu dan sambel. Sederhana, namun mantap rasanya.
Karena selalu berganti pertanyaan kami tiap pagi adalah, "Ibuk masak apa hari ini? "
Biasanya ibuk selalu senyum dengan penuh rahasia, tapi sore hari hidangan lezat sudah tertata di meja.
Namun apapun hidangannya, ibuk hampir tiap hari menyisipkan kolak sebagai salah satu hidangan. Isinya bervariasi. Kadang ubi kayu, pisang, tapai, telo atau bahkan mbothe. Terus terang , kehadiran kolak membuat kami makin semangat berpuasa.
Tentang Kolak
Mengapa di bulan puasa, selalu ada kolak?
Meski banyak hidangan beraneka ragam sampai saat ini kolak selalu hadir di acara buka bersama.
Tidak lengkap rasanya jika tidak ada kolak.