Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Kurikulum Merdeka, karena Pendidikan Seharusnya Memerdekakan

Diperbarui: 18 Februari 2022   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam penerapan Kurikulum Merdeka kriteria ketuntasan minimal (KKM) tidak lagi digunakan. Ketercapaian pembelajaran merupakan domain guru, maka ketuntasan peserta didik haruslah dikembalikan kepada guru.(Dokumentasi Tanoto Foundation via Kompas.com)

Suatu saat  seorang petani mendapatkan tiga macam bibit tanaman, yaitu tanaman mangga, jeruk, dan apel. 

Dengan penuh kesungguhan petani itu menanam, merawat, dan memupuk ketiganya secara teratur.  Cara memberikan perawatan berbeda-beda. Tanaman mangga, jeruk dan apel mempunyai ciri khas sendiri-sendiri.

Petani tersebut begitu memahami ciri masing-masing tanaman. Dengan telaten, ia memperhatikan kebutuhan masing-masing tanaman. 

Akhirnya seiring berjalannya waktu diperoleh hasil yang diinginkan. Ketiga tanaman tumbuh subur dan bisa memberikan hasil seperti yang diinginkan. Tanaman mangga berbuah lebat, demikian pula jeruk dan apel.

Ilustrasi petani merawat tanamannya | Sumber gambar: Momentum Kota Batu

Di atas adalah sedikit ilustrasi tentang seorang petani yang dengan kesungguhannya menanam, merawat tanamannya sehingga tanamannya bisa tumbuh subur dan menghasilkan buah sesuai yang diharapkan.

Jika kita analogikan dengan dunia pendidikan, petani di atas adalah guru dan berbagai macam bibit tanaman adalah siswa. Mengapa demikian? 

Setiap siswa mempunyai bawaan dan bakat yang berbeda-beda. Ya, setiap individu itu unik. Mereka mempunyai anugerah talenta dari Sang Pencipta. Tidak ada individu yang sama, bahkan saudara kembar sekalipun.

Demikian pula dalam satu kelas, ada siswa yang tergolong auditori, visual dan kinestetik. Ketiganya mempunyai gaya yang berbeda dalam memahami materi pelajaran.

Golongan auditori mempunyai keunggulan dalam mendengar, visual dalam memperhatikan dan mengamati, sedangkan kinestetik langsung praktik dalam memahami sesuatu.

Sebagai contoh, pada saat mempelajari materi volume bangun ruang sisi lengkung untuk golongan auditori dan visual, guru cukup menggunakan power point atau video dan siswa sudah bisa memahami bagaimana rumus untuk mencari volume tabung, kerucut, dan bola.

Bagaimana dengan siswa kinestetik? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline