Bumi kita satu..
Di sinilah rumahku juga rumahmu...
Siang itu di akhir sesi rapat dinas ada satu acara tambahan yaitu penjelasan tentang adiwiyata mandiri. Adiwiyata? Ya, kegiatan yang sempat terhenti selama pandemi kini mulai digalakkan lagi, dan sekolah kami bersiap-siap menuju adiwiyata mandiri.
Tentang Adiwiyata
Adiwiyata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu adi yang berarti besar, agung, baik, ideal atau sempurna dan wiyata yang berarti tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika.
Jadi adiwiyata mempunyai pengertian sebagai sebuah tempat yang baik serta juga ideal di mana di sana bisa diperoleh segala ilmu pengetahuan dan juga beragai norma dan etika.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2013 gelar Sekolah Adiwiyata diberikan pada sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Jenjang atau jenis Penghargaan Adiwiyata yang dapat diterima oleh sekolah dengan tingkatan sebagai berikut :
a. Penghargaan Adiwiyata Kabupaten/Kota, penghargaan diberikan oleh Bupati/Walikota;
b. Penghargaan Adiwiyata Provinsi, penghargaan diberikan oleh Gubernur;
c. Penghargaan Adiwiyata Nasional, penghargaan diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
d. Penghargaan Adiwiyata Mandiri, khusus bagi sekolah yang memiliki minimal 10 sekolah binaan yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Kabupaten/Kota, penghargaan diberikan oleh Presiden.
Dalam pelaksanaan program Adiwiyata Sekolah dibentuk pokja-pokja (kelompok kerja) yang mempunyai ranah kerja yang berbeda-beda. Ada lima belas pokja yang ada di sekolah kami, yaitu pokja:
1. Inovasi dan energi
2. Sanitasi
3. Biopori
4. Masjid
5. Aquaponik
6. Kompos
7. Pupuk cair
8. Kantin
9. Daur ulang
10. Hidroponik
11. Toga
12. Tanaman hias
13. Tanaman keras
14. Sanitasi
15. Bank sampah
Setiap pokja terdiri atas 40 sampai 50 siswa dengan dibina oleh 2 atau 3 bapak/ibu guru.
Sebelum pandemi setiap pokja memiliki tugas piket dan program kerja . Tugas pokja banyak dilakukan di akhir minggu (Jumat sore).