Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Bermain Origami, Kegiatan yang Menyenangkan dan Banyak Manfaatnya

Diperbarui: 2 Oktober 2021   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar melipat, dokumentasi pribadi

Pagi itu dengan penuh semangat Kimi menyimak petunjuk yang diberikan ibu gurunya lewat zoom.  Dengan didampingi Sang Bunda, Kimi melipat lipat kertas berwarna pink di hadapannya.  Lipat sana-sini dan tak berapa lama,  taraaa jadilah sebuah pesawat. 

Dengan penuh rasa gembira Kimi menunjukkan hasil pekerjaannya pada bu guru.

Ya,  Kimi adalah siswa dari sebuah PAUD dan pelajarannya hari itu adalah membuat hiasan dari kertas lipat atau origami. 

Istilah origami berasal dari Bahasa Jepang, yaitu 'ori' berarti lipat dan 'gami' berarti kertas. Meskipun istilah origami berasal dari Jepang seni melipat kertas sebenarnya  berasal dari China, dan diperkenalkan sejak  zaman Tiongkok kuno tahun 105 Masehi oleh Ts'ai Lun.  Origami kemudian  mulai berkembang dengan pesat di Jepang dan  akhirnya populer ke seluruh dunia. 

Kuku-kukuan, Sumber gambar: Tobikin.com

Sejak kecil anak anak sudah dikenalkan dengan origami.  Saya ingat dulu waktu kecil ibuk atau bapak sering membuatkan mainan perahu kertas, kipas,  payung atau kuku-kukuan dari kertas.  Karena kertas lipat zaman itu masih jarang,  kami membuatnya dari kertas koran atau kertas dari buku yang sudah tidak terpakai. 

Origami adalah kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Melalui kegiatan membuat origami siswa bisa diajak berkomunikasi dan berkreasi membuat berbagai bentuk benda melalui tahapan tahapan tertentu. 

Berbagai bentuk hasil origami, Sumber gambar: Ngopibareng.com

Bentuk yang dihasilkan bisa bermacam-macam.  Aneka benda, binatang, bunga,  bahkan berbagai bentuk bangun ruang yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran matematika atau IPA.

Ada banyak manfaat membuat origami bagi siswa, di antaranya adalah:

1. Melatih konsentrasi dan daya ingat.  Siswa harus berkonsentrasi dan mengingat benar langkah langkah yang harus dilakukan untuk membuat bentuk-bentuk tertentu.

2. Mengembangkan kreativitas.  Dengan bentuk-bentuk yang sudah ada siswa bisa mengembangkan menjadi bentuk yang lain.  Saya pernah mengajak anak anak membuat bentuk bebek.  Ternyata oleh anak-anak dua bentuk bebek disatukan sedemikian rupa bisa menjadi bentuk dinosaurus.

3. Mengajak siswa belajar sesuai arahan. Dalam membuat bentuk,  ada tahapan yang harus dilakukan satu per satu secara urut. Dari sini siswa belajar bekerja sesuai prosedur yang benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline