Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Soto Kenangan

Diperbarui: 20 September 2021   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soto ayam, Sumber gambar: Kompas.com

"Yang dulu sering digendong itu sekarang di mana Bu?" Pak Rusdi bertanya sambil terus meracik soto. Memasukkan sohun,  kol,  suwiran ayam, irisan telor terakhir daun seledri dan brambang goreng ke dalam plastik.

"Wah,  sudah kuliah Pak,  " jawab saya.

"Kuliah ya? Cepat sekali ya?"

Saya tertawa. Ya,  betapa cepatnya waktu berlalu. 

Pak Rusdi adalah penjual soto langganan saya sejak lama.  Tepatnya sejak anak saya yang pertama masih berumur satu tahun. Setiap pagi saya membeli soto Pak Rusdi sambil menggendong anak saya dengan menggunakan selendang.

Saking rajinnya membeli soto , Pak Rusdi kenal dengan keempat anak saya.  Demikian juga anak anak saya.  Tiap bertemu selalu menyapa Pak Rusdi.

Berawal dari rumahnya yang berada di gang sempit, Pak Rusdi berjualan soto. Tiap pagi ibu-ibu atau anak-anak yang mau berangkat sekolah banyak yang antri di sana dengan membawa mangkok atau rantang. 

Jika pembeli di rumah sudah dilayani semua Pak Rusdi menjajakan sotonya dengan gerobak di kisaran pasar Bareng. 

Kegigihan perjuangan Pak Rusdi akhirnya membuahkan hasil. Pak Rusdi bisa mempunyai rumah dan sebuah kios di pasar yang digunakan untuk warung soto.

Tiap hari dengan ditemani istrinya Pak Rusdi stand by di warung mulai pukul tujuh hingga habis.  Kadang sampai pukul dua siang,  tapi sering juga saat Duhur saya sudah tidak kebagian soto.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline