Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Jika Konten Sudah Dikorbankan, Haruskah Pendidikan Karakter Juga Mengalami Penurunan?

Diperbarui: 12 Juni 2021   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak belajar dari rumah (sumber: Envato Elements)

Beberapa hari terakhir ini adalah hari yang begitu sibuk bagi sekolah. Ya, sebentar lagi rapor akan dibagikan. Rapor yang akan menentukan siswa layak atau tidak untuk naik ke tingkat selanjutnya.

Setelah melalui PAT (Penilaian Akhir Tahun) selama satu minggu, kami mulai menginput nilai, baik nilai tugas, ulangan harian, maupun nilai ujian akhir semester. Pembelajaran di tahun pelajaran 2020/2021 adalah full daring.

Beberapa sekolah termasuk sekolah saya memang sudah mulai melakukan uji coba PTM. Tapi itu dimulai bulan Ramadhan dan langsung dilanjutkan dengan PAT. Sehingga PTM tidak begitu berpengaruh pada hasil belajar siswa selama setahun ini. 

 Ada dua catatan penting yang dijumpai dalam penginputan nilai akhir di akhir tahun pelajaran ini, yaitu:

1. Masalah nilai

Nilai siswa banyak yang bolong-bolong alias tidak mengerjakan ulangan atau tugas. Sebenarnya pada siswa sudah berkali kali diingatkan, tapi godaan pembelajaran pada siswa demikian besarnya. Sambil membuka hp mereka bisa membuka yang lain-lain sehingga akhirnya tugas terbengkalai. 

Pengakuan ini kami dapatkan langsung ketika mewawancarai siswa yang bermasalah. Banyak orang tua merasa kecolongan. Sudah menyediakan sarana baik hp atau laptop juga paket data, namun karena tidak diawasi siswa memanfaatkannya untuk hal-hal lain, bukan untuk pembelajaran.

2. Jumlah ketidakhadiran atau absen lumayan tinggi

Banyak siswa menyepelekan kehadiran saat pembelajaran, baik di LMS atau zoom meeting dengan berbagai alasan. Alasan yang paling banyak digunakan adalah ketiadaan paket data. Ini masih bisa dimaklumi, barangkali di masa pandemi beberapa orang tua mengalami kesulitan ekonomi.

Namun ada juga yang menggunakan alasan lupa atau ketiduran. Ini yang sering membuat gemas. Pembelajaran di masa pandemi dimulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00. Masa jam segitu masih ketiduran?

Saya sangat setuju dengan tulisan kompasianer Selvia Indrayani yang mengatakan bahwa di era pandemi ini pembelajaran harus mengutamakan kejujuran. Mengerjakan ujian di rumah sangat membuka peluang untuk mendapatkan bantuan dari orang lain ataupun browsing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline