Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Bahagia Ada di Mana-mana

Diperbarui: 9 Mei 2021   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pinterest/


Photo.net

Harumnya aroma kue yang dipanggang memenuhi ruangan.  Bu Sabri sedang mencetak kue semprit bermotif mawar dengan bagian tengah diberi bulatan choco chips.  Kue yang lezat dan cantik favorit anaknya.  Ya,  Dodit beberapa hari lagi akan datang.

Dodit adalah anak semata wayangnya. Sudah dua tahun ini bekerja di luar kota. Hanya sebulan sekali ia bisa pulang.  Itupun hanya sehari atau paling lama dua hari.  Seandainya bukan pandemi mungkin ia bisa pulang seminggu sekali. 

Pulang saat lebaran adalah sesuatu yang istimewa.  Dodit pernah merasakan lebaran di kota lain.  Tugas yang mengharuskannya demikian, dan itu sungguh menyiksa hatinya.  Yang paling menjadi beban pikirannya adalah ibunya yang merayakan lebaran sendirian di kampung.  Meski Bu Sabri sudah mengatakan tidak apa apa, tak urung tetap membuat Dodit sedih.

***

"Jadi kupatan ya Bu? " tanya Menik pembantu setia Bu Sabri.

"Ya jadilah Nik, Lebaran nanti  Dodit akan pulang.  Biar seneng anaknya.."

"Kupat,  opor, sambal goreng manisa, pakai telor bumbu petis? " tanya Menik lagi

Bu Sabri tersenyum.  " Iya Nik, jangan sampai tidak pakai telor bumbu petis...  Masakan telor bumbu petismu enak..,  pas sedapnya, " tambah Bu Sabri menirukan sebuah kalimat iklan.

Menik serasa melambung dipuji seperti itu.  Hanya Bu Sabri dan Mamat anaknya yang suka memuji masakannya.  Dulu Badrun suaminya juga.  Tapi sejak tergoda wanita lain suaminya tak pernah lagi memuji-muji masakannya. Jangankan memuji,  pulang ke rumah saja tidak pernah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline