Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Gara-gara Anak Berstatus ODP Tiap Hari Kami Bukber Virtual

Diperbarui: 25 April 2021   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bukber virtual, sumber: Kumparan


Buka bersama adalah satu acara bulan Ramadhan yang menyenangkan.  Sore tadi saya mendapat whatsapp dari teman SD.  Pesannya singkat:  Tidak ada acara buka bersama dengan teman-teman SD tah?

Waduh.  Tidak berani. Meski buka bersama sangat menyenangkan, tapi zamannya masih seperti ini. Usia juga sudah tidak muda lagi.  Kalau harus kumpul-kumpul rasanya harus pikir-pikir dulu.

Dalam pondok Ramadhan di sekolah sebelum pandemi juga selalu disisipkan acara buka bersama.  Setiap angkatan mendapat jatah satu kali buka bersama.  Buka bersama diadakan di lapangan volly yang diberi alas karpet.  Untuk persiapan buka dan lain- lain sekolah bekerja sama dengan paguyuban.

 Lewat acara buka bersama siswa belajar tentang kepedulian dan mempererat keakraban di antara mereka.  Bagaimana bisa belajar kepedulian?  Ya,  kadang siswa yang membawa makanan berlebih memberikan pada temannya yang lain. Makan bersama di lapangan bersama siswa terasa begitu hangat dan akrab.

Persiapan bukber sebelum pandemi,dokpri

Bagaimana buka bersama di era pandemi ini?  Ada wacana bukber virtual.  Jika demikian tentunya kita menggunakan aplikasi tertentu untuk bertatap muka.  Bisa zoom,  google meet atau cukup video call.  Tentunya bukber virtual tetap menarik meski tidak ada hidangan yang bisa dinikmati bersama di dalamnya.  Atau kita saling memamerkan hidangan?  Paling tidak biasanya sesama emak-emak kalimat yang selalu muncul adalah masak apa hari ini?  Baru kalimat yang lain. 

Yang jelas bukber virtual tentunya tidak bisa terlalu lama dilakukan.  Berat di kuota.  Tapi sesekali tak apa demi mengekalkan silaturahmi. 

Saya belum pernah mengikuti bukber virtual dengan beberapa orang.  Tapi kalau menanyakan buka apa dan mengucapkan selamat berbuka pada anak yang berada di luar kota sering. Jika hal seperti ini disebut bukber virtual berarti saya sering melakukannya. 

Saat puasa tahun kemarin adalah awal  pandemi . Rasa khawatir akan penyebaran virus ini demikian mencekam.  Anak saya yang kuliah di Jogja sudah bisa pulang, sementara yang di Bandung nyantol.  Beberapa kali masih harus observasi di planetarium  Boscha katanya.  Kebetulan anak saya kuliah di jurusan  astronomi.

Karena pulangnya tertunda-tunda sehubungan dengan tugas,  saat itu  mulai keluar aturan kalau naik kereta harus swab. Waduh,  makin ribet ini.  Sudah begitu tiba-tiba satu anggota kelompok ngelabnya  ada yang positif covid.  Akhirnya anak saya dan teman teman sekelompoknya menjadi ODP (Orang Dalam Pantauan).  Rencana pulang rasanya semakin jauh.

 Mendengar kabar  itu saya merasa panik . Anak saya dalam kondisi sehat saja.  Tapi ia tak boleh keluar selama dua minggu selama berstatus ODP.  Untuk memantau kondisi anak saya tiap hari maka selalu saya sempatkan untuk telepon atau video call.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline