Puasa tahun ini adalah puasa yang istimewa bagi saya. Pandemi ternyata memberikan keberkahan tersendiri. Tahun kemarin dua anak saya kuliah di luar kota sehingga di rumah saya hanya bersama si kecil. Si kecil yang sudah besar karena sudah menginjak SMA. Banyak kegiatannya di masjid sehingga rumah terasa begitu sepi. Whatsapp-nya yang ramai saling berkabar hari ini buka pakai apa, sahur lauk apa...
Di era pandemi ini karena anak saya harus kuliah dari rumah, kamipun bisa berkumpul. Buka, sahur bareng memang sangat menyenangkan rasanya.
Berbicara mengenai pengaturan keuangan di bulan puasa harusnya jika dihitung secara matematika pengeluaran kita seharusnya lebih rendah daripada di bulan biasa. Makan yang biasanya tiga kali kini menjadi dua kali. Logikanya pengeluaran bulan puasa seharusnya menjadi 2/3 dari biasanya. Misalkan sehari belanja di bulan normal adalah Rp 30.000, maka di bulan puasa harusnya 2/3 x 30.000= 20.000
Tapi hidup bukan matematika. Tidak semua bisa dihitung dengan begitu mudahnya. Ada banyak hal yang membuat pengeluaran bulan puasa menggelembung seperti yang sering saya alami.
Salah satu penyebabnya adalah mengistimewakan menu buka atau sahur. Ya iyalah.. Habis menahan lapar selama satu hari.. Kasihan anak-anak. Apalagi tahun kemarin pas puasa di rantau mereka sering berburu takjil dari masjid ke masjid untuk penghematan. Mumpung berada di rumah ibuknya selalu ingin membuatkan apa yang disuka. Pulang tarawihpun diusahakan ada kudapan.
Jika kudapan tidak bisa membuat sendiri akhirnya larilah ke pasar takjil. Segala macam makanan ada di sana, mulai dari kudapan kelas ringan seperti macam macam keripik, sampai kelas berat misal sosis bakar, sempol, bakso bakar, semua ada. Tentunya dengan harga yang sedikit lebih mahal dari harga biasanya.
Lalu bagaimana cara saya menyiasati belanja di bulan Ramadhan yang sering menggelembung?
1. Memasak dalam jumlah yang agak banyak sehingga bisa untuk buka dan sahur. Untuk sayur lodeh, opor,soto, rawon tidak masalah, karena dihangatkan semakin enak karena bumbunya makin meresap. Untuk sayur bening misal sop atau sayur asam biasanya sebagian sayur saya sisakan mentah. Nanti menjelang sahur sambil dipanaskan sayur mentah tadi dimasukkan ke dalam kuah. Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan untuk sayur yang tidak boleh dihangatkan, misalnya sayur bayam. Memasak satu kali disamping menghemat gas juga menghemat tenaga
2. Usahakan membuat kudapan sendiri, sesederhana apapun. Keuntungan membuat kudapan sendiri adalah meningkatkan kreatifitas juga lebih hemat. Jangan terlalu sering berbelanja ke pasar takjil. Sesekali saja jika ingin ke pasar takjil, barangkali sambil jalan-jalan.
3. Tidak terlalu sering membeli makanan via online. Sudah menjadi trend anak-anak sekarang suka sekali membeli makanan lewat online. Hanya berbekal jari tangan sambil rebahan makanan sudah datang ke rumah. Promonya sangat menarik pula. Tapi terlalu sering membeli makanan lewat online sangat tidak bagus bagi kantong.
4. Banyak makan sayur dan buah. Hidangan yang banyak mengandung serat membuat nafsu untuk ngemil berkurang. Karena untuk mencerna makanan berserat lambung membutuhkan waktu yang lebih lama daripada makanan yang tidak berserat.