Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Wangsit

Diperbarui: 1 Februari 2021   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Tribun Banyumas-Tribunnews.com

 

 

Wangsit : Ilham, petunjuk gaib

 Hamid menghisap rokoknya dalam-dalam lalu dihembuskan asapnya kuat-kuat,  seolah ingin membuang segala kesumpekan dalam hatinya.  Apek asap tembakau  mengepul memenuhi ruangan.  Mata Hamid menerawang.  Tak berapa  lama Surti membawa segelas kopi pahit untuk dihidangkan.  Surti melirik sekilas.   Dalam kondisi seperti itu ia tak berani mengganggu suaminya.  Gelas diletakkan,  langsung ditinggal masuk kamar menyusui Buyung yang agak rewel karena demam. 

Kemarin mereka terlibat pertengkaran hebat.  Surti sungguh jengkel.  Bu Made berkali kali menagih hutangnya.  Pokok hutang dan anaknya sudah berlipat lipat.  Bahkan bukan sekedar beranak,  mungkin sekarang sudah bercucu atau bercicit.  Sementara Surti ditagih dari mana-mana,  Hamid hanya duduk di poskamling bersama teman-temannya meramal togel.  Surti sungguh sebal melihat kertas berisi hitungan hitungan rumit yang dia sendiri tidak tahu maknanya. 

"Mbok usaha gitu lho...  Lihat,  anak sakit,  hutang banyak.., " kata Surti setengah menangis.

Hamid yang biasanya diam tiba- tiba tampak kalap.

"Lha kamu pikir ini bukan usaha? Aku berbuat seperti ini cuma ingin membahagiakan kamu sama Buyung! " katanya berang.

Surti menangis semakin keras.  "Membahagiakan apa?  Cari nomor sip dari dulu juga tidak dapat dapat..., malah uang belanja yang katut! "

"Diamlah! Nanti kalau aku dapat nomor yang sip. Kukembalikan uangmu!  Lima kali lipat! "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline